Jumat, 28 Mei 2010

akuntansi internasional

Iqbal, Melcher dan Elmallah mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi internasional di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Ekspor diartikan sebagai penjualan ke luar negeri dan dimulai saat perusahaan penjual domestik mendapatkan order pembelian dari perusahaan pembeli asing. Kesulitan-kesulitan mulai timbul pada saat perusahaan domestik ingin melakukan investigasi terhadap kelayakan perusahaan pembeli asing. Jika pembeli diminta untuk memberikan informasi finansial berkaitan dengan perusahaannya, ada kemungkinan bahwa informasi finansial tersebut tidak mudah diinterpretasikan, mengingat adanya asumsi-asumsi akuntansi dan prosedur akuntansi yang tidak lazim di perusahaan penjual. Sebagian besar perusahaan yang baru terjun di bisnis internasional bisa meminta bantuan kepada bank atau kantor akuntan dengan keahlian internasional untuk menganalisis dan mengintepretasikan informasi finansial tersebut.
Lembaga-lembaga akuntansi internasional yang aktif dalam standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities Commissions).

riset akuntansi

Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang akuntansi. Hasil riset ini merupakan penyambung fenomena sosial dibidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Fenomena sosial ini dituangkan dalam berbagai bentuk statement ilmiah sehingga menjadi teori. Teori ini bisa menjelaskan tentang kebenaran yang sudah ada (deskriptif), mendukung teori yang ada (justifikasi), mengingkari kebenaran yang sudah lama (refute), atau ingin melahirkan teori baru.
Dalam literatur masih dipertentangkan apkah akuntansi ini sebagi art, science, atau engineering. Ketiga posisi ini masing-masing mempunyai alasan yang dapt dipertahankan.
Para pendukung akuntansi sebagi art, misalnya Sterling (Wolk dkk.,1989) menganggap akuntansi itu sangat sarat dengan pertimbangan dan penefsiran pribadi yang dilakukan oleh praktisi dibidang ini sehingg sukar merumuskannya dalam formula matematis sehingga mereka menyimpulkan bahwa akuntansi adalah lebih dekat dengan seni atau lebih tepatnya liberal art.
Para pendukung akuntansi sebagai science mengemukakan bahwa akuntansi itu banyak didominasi oleh prosedur pengukuran yang ketat yang akan menghasilkan atribut ekonomis yang mempunyai arti seperti dalam hal pengukuran aset yang dapat dijadikan dasar sebagai peramalan.

Kamis, 06 Mei 2010

islamic accounting

in Islamic accounting

Akuntansi, menurut sejarah konvensional, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli Accounting, according to conventional history, mentioned appeared in Italy in the 13th century that was born from the hands of an Italian priest named Luca Pacioli
yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”. who wrote book "Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita" to contain a chapter on "Double Entry Accounting System."

Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah But if we learn "The History of Islam" found that after the emergence of Islam in Arabia under the leadership Semananjung Rasulullah SAW and the formation Daulah
Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, Islamiyya in Medina which was then followed by the first four caliphs are accounting laws applied to individuals,
perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. unions (syarikah) or the company, accounting for endowments, the rights of banning the use of property (corruption), and state budget. Rasulullah SAW sendiri pada masa Itself at the time of Prophet SAW
hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al life also has educated specifically to deal with a few friends with the accounting profession as "hafazhatul amwal" (financial controller). Even Al
Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang Holy book Quran as Muslims regard this issue as a serious problem with the reduction in the longest section, ie, sura Al-Baqarah verse 282 which
menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi), penunjukan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan explain the functions of recording (kitabah) in bermuamalah (transaction), the appointment of a registrar and witnesses, the basics, and
manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut.. its benefits, as explained by the legal rules that must be followed in that regard .. Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun Thus, we can see from history, that Islam was first known system of accounting, because the Qur'an has been revealed in
610M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494M. 610M, ie 800 years before that of Luca Pacioli who published his book in 1494M.


Dalil Akuntansi Dalam Al Qur'an Accounting Evidence In The Qur'an

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran From the side of science, Accounting is the science of information and evidence to try to convert data into information by performing measurements
atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, on various transactions and consequently classified into account, estimates or financial headings such as assets, debt, equity, outcomes, cost,
dan laba. and profit.

Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. In the Qur'an, submitted that we should measure the fair, do not dilebihkan and not reduced. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan We are forbidden to demand justice and size
timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya.. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah the scales for us, while we reduce it to others .. In this case, Al Quran states in many verses, among others, in sura
Asy-Syu'ara ayat 181-184 yang berbunyi:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. 181-184 Ash-Syu'ara paragraph which reads: "Give full measure and be not thou of those who harm, and weigh with a balance that is straight.
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang And do not harm humans on their rights and do not be rampant on the earth by making the damage and keep your duty to God
telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.” has created you and the nations of the former. "

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, Truth and justice in the measure (measure) is, according to Dr. Umer Chapra also concerning the measurement of wealth, debt, capital income, expenses,
dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. and profit, so that an accountant should measure the true wealth and fair. Agar pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu So that the measurement is done properly, it is necessary
adanya fungsi auditing. the auditing function.

Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, In Islam, this auditing function is called "tabayyun" as described in Surah Al-Hujuraat paragraph 6 which reads: "O ye who believe!
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa if the wicked come to bring a message, then check it carefully, so you do not impose a disaster to a people without
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” know the circumstances that cause you sorry for what you did that. "

Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam Neraca, Then, according to the commandment of God in the Qur'an, we should complete the above measurements in the form of posts shown in the Balance Sheet,
sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa' ayat 35 yang berbunyi: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. as described in the Surah Al-Israa 'verse 35 which reads: "Give full measure when ye measure, and weigh with a right balance.
Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” That's a more mainstream (for you) and a better result. "

Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang From the above explanation, can we draw the conclusion, that the accounting rules in the Islamic concept can be defined as a collection of legal basis
baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam materials and permanent, which concluded from the sources of Islamic Sharia and used as a rule by an accountant in his work, both in
pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. bookkeeping, analysis, measurement, presentation, or explanation, and a foothold in explaining an event or events.

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), The legal basis in Islamic Accounting derived from the Qur'an, the Sunna Nabawiyyah, Ijma (consensus of the scholars), qiyas (equation of a particular event),
dan 'Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. and 'Uruf (customs) that does not contradict with Islamic Sharia. Kaidah-kaidah Akuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan Accounting rules in Islam, has special characteristics that distinguish
dari kaidah Akuntansi Konvensional. of Conventional Accounting rules. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang Islamic Accounting rules in accordance with the norms of Islamic society, and social science disciplines including
berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. serves as a public servant on the place of the application of Accounting.

Akuntansi Meta Rule Accounting Rule Meta

Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh According, Toshikabu Hayashi in his thesis entitled "On Islamic Accounting", Accounting West (Conventional) have properties that are made by
kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada “meta rule” yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus the capital based on the philosophy of capitalism, whereas in Islamic Accounting there are "meta-rule" which originated outside the accounting concepts that must be
dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief” yang adhered to, namely Sharia law comes from God who is not a human creation, and Islamic accounting in accordance with the human tendency of "hanief" which
menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan demanded that the company also has ethical and social responsibility, no accountability even in the afterlife, where everyone will
mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Tuhan yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja di bidang accountable for their actions before God who has his own accountant (Rakib and Atid) that records all human action not only in the field
ekonomi, tetapi juga bidang sosial-masyarakat dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya. economy, but also the social-community and other implementation of Sharia law.

Jadi, dapat kita simpulkan dari uraian di atas, bahwa konsep Akuntansi dalam Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam telah So, can we conclude from the above description, that the concept of Accountancy in Islam is much earlier than conventional accounting concept, and even Islam had
membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional. made a series of rules we have not thought by experts Conventional Accounting.

Terakhir, marilah kita renungi firman Allah SWT berikut ini: Finally, let us think of the word of Allah SWT the following:
“…… Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang "... ... And We sent down to thee the Book (Al Quran) to explain all things and guidance and mercy and good tidings for those who
berserah diri.” (QS.16/ An-Nahl: 89) Oleh : agus nurhuda, alumni2004 surrender. "(QS.16 / An-Nahl: 89) By: agus nurhuda, alumni2004
BENARKAH AKUNTANSI ADA DALAM ISLAM...? EXIST IN ISLAMIC ACCOUNTING it true ...? Jan 24, '07 2:02 AM Jan 24, '07 2:02 AM
for everyone for everyone

Benarkah Akuntansi Really Accounting
Ada Didalam Islam?? In Islam there?


Pertanyaan ini begitu menggelitik, karena agama sebagaimana dipahami This question is so intriguing, because of religion as understood
banyak kalangan (termasuk sebagian besar muslim di Indonesia), many commentators (including most Muslims in Indonesia),
hanyalah kumpulan norma yang lebih menekankan pada persoalan just a collection of norms that put more emphasis on issues
moralitas. morality. Dan karenanya prinsip-prinsip kehidupan praktis yang And therefore the principles of practical life
mengatur tata kehidupan modern dalam bertransaksi yang diatur dalam adjust the layout of modern life in a transaction arranged in
akuntansi, tidak masuk dalam cakupan agama. accounting, were not within the scope of religion. Anggapan terhadap The presumption against
akuntansi Islam (akuntansi yang berdasarkan syariah Islam) wajar saja Islamic accounting (accounting based on Islamic Law) is only natural
dipertanyakan orang. questionable people. Sama halnya dengan orang meragukan dan Similar to the dubious and
mempertanyakan seperti apakah ekonomi islam. questions such as whether Islamic economics. Akuntansi Accounting
konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan conventional is now developing a disciplined and
praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. practices that shaped and shape their environment. Oleh karena itu, Therefore,
jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi if the accounting was born in a capitalist environment, the information
yang disampaikannyapun mengandung nilai-nilai kapitalis. which contains disampaikannyapun capitalist values. Kemudian Then
keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi economic decisions and actions taken by the user information
tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. It also contains the values of the capitalist. Singkatnya, informasi In short, information
akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang capitalistic accounting will form a power network
kapitalistik juga. capitalistic, too. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia Networking is what ultimately binds human
dalam kapitalisme. in capitalism. Bila diperhatikan, budaya dan nilai-nilai yang When observed, the culture and values which
berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat perbedaan yang developed within the Islamic community and the west there are differences
sangat besar. very large. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang In Islamic societies there is a value system
melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun kelompok. underlie each community activities, both personal and group.
Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. This was not found in the life of western society. Perbedaan Difference
dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, in the culture and value system is to produce the form of community,
praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula. practices, as well as different patterns of relationships.
Akuntansi Syariah menjadi sebuah wacana yang menarik sejak sekitar Islamic Accounting into a discourse which is interesting since around
tahun 1980an. 1980s. Hal ini terjadi karena mulai munculnya berbagai lembaga This happens because starting the emergence of various institutions
keuangan yang mencoba berusaha dengan menerapkan prinsip-prinsip islam finance which try to apply the principles of Islam
(Adnan, 2005). (Adnan, 2005). Ini menimbulkan tantangan besar bagi para pakar This presents a great challenge to the experts
syariah Islam. Islamic sharia. Mereka harus mencari dasar bagi penerapan dan They must find a basis for implementation and
pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi development of accounting standards differ from accounting standards
bank dan lembaga konvensional seperti yang telah dikenal selama ini. conventional banks and institutions as it has been known for this.
Standar akuntansi tersebut harus dapat menyajikan informasi yang Those standards should be able to present information
cukup, dapat dipercaya dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap sufficient, reliable and relevant for its users, but still
dalam konteks syariah Islam. in the context of Islamic sharia. Penyajian informasi semacam itu penting Presentation of such information is important
bagi proses pembuatan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang for economic decision-making process by the parties
berhubungan dengan Bank Islam dan atau Lembaga Keuangan Islam lainnya. associated with Islamic Banks and Financial Institutions of Islamic or other.
Untuk lebih meyakinkan kita mengenai ada tidaknya akuntansi didalam To further convince us of the presence or absence in the accounting
islam, maka akan dibahas mengenai bagai mana sebenarnya Akuntansi Islam, it will be discussed on as where exactly Accounting
didalam Islam, Pengertian Akuntansi dalam Konsep Islam dan sejarah within Islam, Understanding Accounting in Islamic Concept and history
perkembangan Akuntansi Syariah. development of Islamic Accounting.

Akuntansi di dalam Islam Accounting in Islam
Berdasarkan penuturan allah dalam alqur¡¦an ternyata Based on the gods in the narrative alqur ¡| an apparently
pengelolaan sistem jagad dan manajemen alam ini ternyata allah management system and the universe is apparently a god of nature management
menggunakan sistem yang mirip dengan apa yang sekarang kita kenal using a system similar to what we now know
dengan akuntansi. with accounting. Allah tidak membiarkan kita bebas tanpa monitoring God did not let us freely without monitoring
dan pencatatan dari Allah. and recording of God. Allah memiliki malaikat Rakib dan Atid God has angels and Atid Rakib
yang tugasnya mirip dengan tugas akuntan, yaitu mencatat setiap whose job duties are similar to accountants, which is recorded every
kegiatan maupun transaksi yang dilakukan oleh setiap manusia, yang activities or transactions conducted by each man, which
menghasilkan buku yang disebut sijjin (Laporan Amal Baik) dan Illyin produce a book called sijjin (Charity Reports Good) and Illyin
(laporan Amal Buruk), yang nantinya akan dilaporkan kepada kita di (Bad Amal report), which will be reported to us in
akhirat nanti untuk pertnggung jawaban. pertnggung hereafter for answers. Hal ini disampaikan dengan This was conveyed by
jelas pada surat Al-Infithaar ayat 10-12 yang berbunyi: clearly in the letter of Al-Infithaar verses 10-12, which reads:
¡¨padahal sesungguhnya pada kamu ada malikat yang memonitor ¡¨ on you when in fact there is a monitor malikat
pekerjaanmu. job. Yang mulia disisi allah dan yang mencatat pekerjaanmu Gods and noble side of that record your work
itu. it. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan¡¨. They know what you do ¡°.
Laporan ini didukung bukti dimana tidak ada satupun transaksi yang This report was supported by the evidence where there is no transaction
dilakukan oleh manusia yang luput dari pengawasan allah, seperti yang done by humans who escaped from supervision gods, such as the
terlihat pada surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi: seen in surah Al-Zalzalah verses 7-8, which reads:
¡¨barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrahpun niscaya dia ¡¨ who's doing good things for her undoubtedly zarrahpun
melihatnya. see it. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrahpun And whoever did the crime amounted zarrahpun
dia akan melihatnya¡¨. he will see ¡°.
Selain Allah selalu mencatat apa saja yang manusia kerjakan, allah Besides God is always recorded what humans are doing, god
juga memerintahkan umat Islam agar melakukan pencatatan pada saat also commands Muslims to make record at the time
bermuamalah tidak secara tunai, yang dapat kita lihat pada surat Al- bermuamalah not in cash, which can be seen in surah Al-
Baqarah ayat 282 yang berbunyi: Baqarah verse 282 which reads:
¡¨hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara ¡¨ O believers, if ye are not bermuamalah
tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah seorang penulis diantara cash for a specified time should a writer amongst
kamu menuliskannya dengan benar. you write it correctly. Dan janganlah penulis enggan And do not be reluctant writer
menulisnya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah iya write it as God has taught it, then let iya
menulis . writing. . . .¡¨ . ¡¨
Muamalah disini diartikan seperti kegiatan jual-beli, berutang- Tenets is defined as buying and selling activities, debt-
piutang, sewa-menyewa dan sebagainya. receivables, leases and so forth. Dari ayat ini dapat kita catat From this verse we can note
bahwa dalam islam sejak munculnya peradaban Islam yang di bawa Nabi that in Islam since the emergence of Islamic civilization that brought the Prophet
Muhammad Saw, telah ada perintah untuk kebenaran, keadilan diantara Muhammed, has no command for truth, justice between
kedua pihak yang mempunyai hubungan muamalah tadi (sekarang dikenal the two parties that have been muamalah relationship (now known
dengan nama Accountability) . with the name of Accountability). Sedangkan pencatatan untuk tujuan lain While recording for other purposes
seperti data untuk pengambilan keputusan tidak diatur. such data for decision making is not regulated. Karena ini Because of this
sudah dianggap merupakan urusan yang sifatnya tidak perlu diatur oleh been considered a matter of nature does not need to be regulated by
kitab suci. scriptures. Dan mengenai hal ini rasulullah mengatakan: ¡¨kamu lebih And about this Messenger of Allah said: ¡¨ you more
tahu urusan duniamu¡¨. to know your world affairs ¡°. Kesimpulannya akuntansi bagi islam adalah The conclusion is accounting for Islam
kewajiban dan mustahil Rasulullah, sahabatnya, serta para filosof liability and impossible Prophet, companions, and the philosophers
islam terkenal 700tahun kemudian tidak mengenal akuntansi(Harahap, Islam then did not know the famous 700tahun accounting (Harahap
2003). 2003).

Pengertian Akuntansi dalam Konsep Islam Understanding Accounting in Islamic Concept
Dalam istilah islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi In terms of Islam which uses the Arabic term, accounting
disebut sebagai Muhasabah. referred to as Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki 2 Generally muhasabah has two
pengertian pokok (Syahatah, 2001) yaitu: basic understanding (Syahatah, 2001), namely:
ľ Muhasabah dengan arti musa-alah (perhitungan) dan munaqasyah ľ Muhasabah with the meaning of Moses-ne (calculation) and munaqasyah
(Perdebatan) . (Debate). Proses musa-alah bisa diselesaikan secara individual Moses-ne process can be completed individually
atau dengan perantara orang lain, atau bisa juga dengan perantara or by an intermediary of others, or it could be a mediator
malaikat, atau oleh allah sendiri pada hari kiamat nanti. angels, or by the gods themselves on the Day of Judgement.
ľ Muhasabah dengan arti pembukuan/pencatata n keuangan seperti ľ Muhasabah with the meaning of bookkeeping / finance such pencatata n
yang diterapkan pada masa awal munculnya islam. applied in the early emergence of Islam. Juga diartiakan Also diartiakan
dengan penghitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian. with calculation of the principal capital and profits and losses.
Muhasabah pun berarti pendataan, pembukuan, dan juga semakna dengan Muhasabah any meaningful data collection, bookkeeping, and also with the Creator
musa-alah (perhitungan) , perdebatan, serta penentuan imbalan/balasan Moses-ne (calculation), debates, and the determination of benefits / replies
seperti yang diterapkan dalam lembaga-lembaga negara, lembaga baitul as applied in state institutions, agencies baitul
maal, undang-undang wakaf, mudharabah, dan serikat-serikat kerja. Maal, waqf laws, mudaraba, and labor unions.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian akuntansi From the description above we can conclude that the definition of accounting
(muhasabah) didalam islam adalah: (Muhasabah) in Islam is:
ľ Pembukuan keuangan ľ financial Bookkeeping
ľ Perhitungan, perdebatan, dan pengimbalan ľ calculation, debate, and reward
Kedua makna ini saling terkait dan sulit memisahkannya, yaitu sulit Both these meanings are interrelated and difficult to separate them, which is difficult
membuat perhitungan tanpa adanya data-data, dan juga data-data make calculations without any data, and also data
menjadi tak berarti tanpa perhitungan dan perdebatan. become meaningless without consideration and debate.
Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah History of Islamic Accounting

ľ Akuntansi Zaman Nabi Yusuf as. ľ Accountancy Age of the Prophet Joseph aces.
Jika kita kaji kembali kisah-kisah para nabi di Al-Qur¡¦an, maka If we examine again the stories of the prophet in Al-Qur ¡| an, hence
seorang akuntan sewajarnya tertegun pada saat membaca kisah nabi an accountant duly stunned when reading the story of the prophet
yusuf. yusuf. Dimana saat nabi yusuf mengartikan mimpi raja mesir, tercantum Where as the prophet yusuf Egyptian king interpret dreams, listed
pada surat Yusuf ayat 46-49 yang berbunyi: Joseph verses 46-49 in a letter which reads:
¡¨yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada ¡¨ yusuf, O man highly trusted, Explain to
kami tentang 7 ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh us about seven fat cows, fat female that was eaten by
sapi berina yang kurus-kurus dan 7 bulir gandum yang hijau dan berina-thin cows and seven thin ears of corn, the green and
lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar others withered: that I may return to those people, so that
mereka mengetahuinya. they know it. Yusuf berkata: supaya kamu bertanam tujuh tahun He said: that ye may raise seven years
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan as usual, then what ye reap ye shall leave
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. dibulirnya except a little for you to eat. Kemudian sesudah itu Then after that
datang 7 tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu come very difficult seven years, who spend what you
simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari yang kamu simpan. save to deal with it, except a little of what you save.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi Then after that will come in which humans were given to him
hujan dan dimasa itu memeras anggur¡¨ rain and the days that wine ¡¨
kemudian nabi yusuf diangkat sebagai bendaharawan mesir ini then the prophet yusuf was appointed as Treasurer egypt
tercantum pada surat Yusuf ayat 55 yang berbunyi: listed in the letter Joseph paragraph 55 which reads:
¡¨berkata yusuf: jadikanlah aku bendaharawan; sesungguhnya aku ¡¨ said yusuf: make me treasurer indeed I
adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan¡¨ . are people who are good at keeping more knowledgeable ¡°.
Dan seperti yang kita ketahui, kemudian datanglah hal yang And as we know, then came the thing
seperti mimpi raja tersebut. the king is like a dream. Maka nabi Yusuf yang saat itu menjadi And the prophet Joseph who then became
bendaharawan negara mengatur distribusi kekayaan kerajaan dan juga State Treasurer manage the distribution of wealth kingdom and also
mengurus distribusi bantuan pangan bagi orang-orang yang terkena manage the distribution of food aid to people affected
dampak kemarau panjang meskipun yang membutuhkan bantuan itu berasal although the impact of drought that require assistance came
dari negara lain. from other countries. Tidaklah mungkin nabi yusuf dapat melakukan itu It is not possible to do that prophet yusuf
semua tanpa sistem pencatatan yang baik serta perhitungan yang all without a good system for recording and calculations
akurat. accurate. Hanya saja karena masanya yang telah lama berlalu, sehingga It's just because its time has long passed, so that
sulit untuk menemukan bukti mengenai bagaimana cara pencatatan difficult to find evidence of how the listing
keuangan pada masa itu. finance at the time.

ľ Akuntansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam (syahatah, Accounting ľ among Arabs Before Islam (syahatah,
2001) 2001)
Dari studi sejarah peradaban arab, tampak sekali betapa besarnya Study of the history of Arab civilization, it was very noticeable how much
perhatian bangsa arab pada akuntansi. arab nations attention on the accounting. Hal ini terlihat pada usaha This looks at the business
tiap pedagang arab untuk mngetahi dan menghitung barang dagangannya, every arab traders to mngetahi and counting merchandise,
sejak mulai berangkat sampai pulang kembali. since the start leaving until returning home. Hitungan ini dilakukan This quantification is done
untuk mengetahui perubahan pada keuangannya. to determine the change in financial condition.
Setelah berkembangnya negeri, bertambahnya kabilah-kabilah, masuknya After development of the country, increasing tribes-tribes, the introduction of
imigran-imigran dari negri tetangga, dan berkembangnya perdaganan immigrants from neighboring cities, and growing trade
serta timbulnya usaha-usahainterven si perdagangan, semakin kuatlah and the emergence of business-usahainterven the trade, increasingly strong
perhatian bangsa arab terhadap pembukuan dagang untuk menjelaskan arab nations attention to the trade books to explain
utang piutang. doubtful debts. Orang-orang yahudipun (pada waktu itu) sudah biasa Those Jews (at that time) was used
menyimpan daftar-daftar (faktur) dagang. store the lists (invoice) for trade. Semua telah nampak jelas All have been apparent
dalam sejarah peradaban bangsa arab. Arab nation in the history of civilization. Jadi, konsep akuntansi Thus, the concept of accounting
dikalangan bangsa arab pada waktu itu dapat dilihat pada pembukuan among the Arab nation at that time can be seen in the books
yang berdasarkan metode penjumlahan statistik yang sesuai dengan are based on statistical summation method in accordance with
aturan-aturan penjumlahan dan pengurangan. rules of addition and subtraction.
Untuk mengerjakan pembukuan ini, ada yang dikerjakan oleh pedagang To do this bookkeeping, there are those conducted by traders
sendiri dan ada juga yang menyewa akuntan khusus. own and there is also hired a special accountant. Pada waktu itu At that time
seorang akuntan disebut sebagai katibul amwal (pencatat keuangan) an accountant referred to as katibul amwal (recording financial)
atau penanggung jawab keuangan. or financial responsibility.

ƒ æ Konsep akuntansi pada awal munculnya Islam (Syahatah, 2001) ƒ æ accounting concept in the early emergence of Islam (Syahatah, 2001)
Setelah munculnya islam di semenanjung arab dibawah kepemimpinan After the emergence of Islam in the Arab peninsula under the leadership of
Rasulullah saw, serta telah terbentuknya daulah islamiyah di madinah, Messenger of God, and has formed daulah Islamiyah in the medina,
mulailah perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah Messenger attention began to clean muamalah maaliah
(keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan, (Finance) of elements from all forms of usury and fraud,
pembodohan,perjudia n, pemerasan, monopoli, dan segala usaha Twit, perjudia n, extortion, monopoly, and all efforts
pengambilan harta orang lain secara batil. taking property of others is vanity. Bahkan Rasulullah lebih Even more Messenger
menekankan pada pencatatan keuangan. emphasis on financial records. Rasulullah mendidik secara Messenger educate the
khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka special friend of some people to handle this and their profession
diberi sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan). given special mention, namely hafazhatul amwal (comptroller).
Diantara bukti seriusnya persoalan ini adalah dengan diturunkannya Among the evidence of the seriousness of this matter is that with lowered
ayat terpanjang didalam Al-Qur¡¦an, yaitu surah al-Baqarah ayat 282. The longest verse in the Qur ¡| an, the sura al-Baqarah verse 282.
Ayat ini menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (Kitabah), dasar- This verse describes the functions of recording (Kitabah), base-
dasarnya dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh oleh base and its benefits, as explained by the
kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal ini. legal rules must be followed in this case.
Para sahabat Rasul dan pemimpin umat islam juga menaruh perhatian The friend of the Apostle and leader of the Islamic ummah is also paying attention
yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi) ini, sebagai mana yang high rates of bookkeeping (accounting), as where the
terdapat dalam sejarah khulafaur-rasyidin. contained in the history of khulafaur-Rashideen. Adapun tujuan pembukuan As for bookkeeping purposes
bagi mereka di waktu itu adalah untuk menetahui utang-utang dan for them at the time was to menetahui debts and
piutag serta keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan piutag and velocity information, such as income and
pegeluaran. pegeluaran. Juga, difungsikan untk merinci dan menghitung keuntungan Also, the function breaks down and calculate profits remedy
dan kerugian, serta untuk menghitung harta keseluruhan untuk and losses, as well as to calculate the overall property
menentukan kadar zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing determine levels of zakat must be spent by each
individu. individual.
Diantara undang-undang akuntansi yang telah diterapkan pada waktu itu Among the accounting law has been applied at that time
ialah undang-undang akuntansi untuk perorangan, perserikatan, legislation is accounting for individuals, unions,
akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijir), dan waqf accounting, the rights of banning the use of property (hijir), and
anggaran negara. state budget.
Dengan melihat sejarah peradaban islam diatas, jelaslah bahwa ulama- By looking at the history of Islamic civilization above, it is clear that the clergy-
ulama fiqih telah mengkhususkan masalah keuangan ini kedalam jurisprudence scholars have to specialize these into financial problems
pembahasan khusus yang meliputi kaidah-kaidah, hukum-hukum, dan special discussion that includes the rules, laws, and
prosedur-prosedur yang harus di ikuti. procedures must be followed.

ƒ æ Akuntansi Setelah Runtuhnya Khilafah Islamiyah ƒ æ Accounting After the collapse of the Khilafah Islamiyah
Runtuhnya Khilafah Islamiyah serta tidak adanya perhatian dari Collapse of Khilafah Islamiyah and the lack of attention from
pemimpin-pemimpin islam untuk mensosialisasikan hukum islam, serta Islamic leaders to promote Islamic law, as well as
dengan dujajahnya kebanyakan nagara islam oleh negara-negara eropa, with dujajahnya nagara Islam by most European countries,
telah menimbulkan perubahan yang sangat mendasardisemua segi has led to changes in a very mendasardisemua terms
kehidupan ummat islam, termasuk di bidang muamalah keuangan. Islamic ummah lives, including in the field of financial muamalah.
Pada fase ini perkembangan akuntansi didominasi oleh pikiran pikiran In this phase of accounting developments are dominated by thoughts thoughts
barat. west. Para muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi yang The Muslims also began using an accounting system
dikembangkan oleh barat. developed by the west. Untuk mengetahui bagai mana perkembangan To find out where developments like
akuntansi pada fase ini, mungkin dapat membaca pada buku-buku teori accounting in this phase, may be able to read the theory books
akuntansi. accounting.

ƒ æ Kebangkitan Baru dalam Akuntansi Islam (Syahattah, 2001) æ ƒ New Awakening in Islamic Accounting (Syahattah, 2001)
Kebangkitan islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum, Has reached a new Islamic Revival muamalah field in general,
dan bidang-bidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan secara and financial fields, as well as financial institutions
khusus. special. sekelompok pakar akuntansi muslim telah mengadakan riset dan a group of Muslim scholars have conducted research in accounting and
studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut islam. scientific studies about the accounting according to Islam. Perhatian mereka Their attention
lebih terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, more concentrated in several areas, namely research,
pembukuan, seminar atau konverensi, pengajaran dilembaga-lembaga books, seminars or konverensi, instituted the teaching institutions
keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek implementasi pragmatis. scientific and universities, as well as the pragmatic aspects of implementation.
Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masing-masing bidang: Here are some of the early efforts in their respective fields:
1. 1. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang riset Revival of Islam in the areas of accounting research
sudah terkumpul beberapa tesis magister serta disertasi doktor dalam already collected several masters theses and doctoral dissertations in
konsep akuntansi yang telah dimulai sejak tahun 1950 dan masih The accounting concept began in 1950 and still
berlanjut sampai sekarang. continues today. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang It is estimated that theses and dissertations about
akuntansi yang terdapat di Al-Azhar saja sampai tahun 1993 tidak accounting contained in Al-Azhar is not just up to the year 1993
kurang dari 50 buah. less than 50 units. Disamping itu telah juga dilakukan riset-riset Besides it has also done research
yang tersebar di majalah-majalah ilmiah. scattered in scientific magazines.
2. 2. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan. Revival of Islam in the areas of accounting bookkeeping.
Para inisiator akuntansi islam kontemporer sangat memperhatikan usaha The initiators of the contemporary Islamic accounting are really concerned business
pembukuan konsep ini. bookkeeping concept. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang This is done so that people who
tertarik pada akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep islam dan interested in accounting can know the content of the concept of Islam and
pokok-pokok pikiran ilmiah yang sangat berharga, sehingga kita tidak fundamentals of scientific thinking is very valuable, so we do not
lagi memerlukan ide-ide dari luaratau mengikuti konsep mereka (barat). longer require luaratau ideas from concept to follow their (western).
3. 3. Kebangkitan akuntansi islam di sekolah-sekolah dan perguruan Accounting Awakening Islam in schools and colleges
tinggi high
Konsep akuntansi islam mulai masuk kesekolah-sekolah dan perguruan Accounting concepts of Islam began to enter schools and colleges for school-
tinggi sejak tahun 1976, yaitu fakultas perdagangan Universitas Az high since 1976, the faculty of the University of Az trade
Azhar untuk program pasca sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi Azhar for postgraduate programs in Accounting courses
perpajakan dan Evaluasi Akuntansi. Evaluation of taxation and accounting. Situasi ini terus berlanjut, This situation continues,
hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam cabang-cabang ilmu until 1978 was opened a few majors in the branches of science
akuntansi islam di berbagai perguruan tinggi di timur tengah. Islamic accounting at various universities in the Middle East. Dan hal And it
ini berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunia, termasuk This continues today in various parts of the world, including
indonesia. Indonesia.
4. 4. Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi Revival of Islam in the accounting aspects of the implementation
Implementasi akuntansi islam mulai dilakukan sejak mulai berdirinya Implementation of accounting since the beginning of Islam began to be established
lembaga-lembaga keuangan yang berbasiskan syariah. financial institutions based on sharia. Hal ini This
menyebabkan mau tidak mau lembaga keuangan syariah tersebut harus inevitably lead to Islamic financial institutions must
menggunakan sistem akuntansi yang juga sesuai syariah. The accounting system is also suitable sharia. Puncaknya saat Peak during
organisasi akuntansi islam dunia yang bernama Accounting and Auditing accounting organization named the Islamic world who Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial just Iflution (AAOIFI) menerbitkan Organization for Islamic Financial just Iflution (AAOIFI) issued
sebuah standard akuntansi untuk lembaga keuangan syariah yang an accounting standards for Islamic financial institutions
disebut, Accounting, Auditing, and Governance Standard for Islamic called, Accounting, Auditing, and Governance Standard for Islamic
Institution. Institution.
Dari seluruh uraian diatas, dapat disimpulkan akuntansi islam Of all the descriptions above, we can conclude Islamic accounting
memang benar-benar ada, baik secara keilmuan, maupun sejarah really exist, either through scientific, and historical
perkembangannya. development. Sehingga pertanyaan seperti yang tercantum pada So the question as stated in
judul diatas tidak lah lagi pantas diucapkan oleh seorang muslim. The above title was no longer worthy spoken by a Muslim.
Mungkin secara teori akuntansi islam yang sekarang ini berkembang Maybe an Islamic accounting theory that is now developing
masih belum matang. still immature. Tetapi tugas kitalah, sebagai seorang akademisi But it is our duty, as an academic
akuntansi muslim untuk menyempurnakannya . Muslims accounting for perfection.

akuntansi dalam islam

akuntansi dalam islam
Akuntansi, menurut sejarah konvensional, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli
yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.

Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah
Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan,
perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa
hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al
Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang
menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi), penunjukan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan
manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut.. Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun
610M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494M.


Dalil Akuntansi Dalam Al Qur’an

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran
atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya,
dan laba.

Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan
timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya.. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah
Asy-Syu’ara ayat 181-184 yang berbunyi:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus.
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang
telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya,
dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Agar pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu
adanya fungsi auditing.

Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman,
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam Neraca,
sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa’ ayat 35 yang berbunyi: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar.
Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang
baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam
pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu),
dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan
dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang
berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.

Akuntansi Meta Rule

Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh
kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada “meta rule” yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus
dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief” yang
menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan
mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Tuhan yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja di bidang
ekonomi, tetapi juga bidang sosial-masyarakat dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya.

Jadi, dapat kita simpulkan dari uraian di atas, bahwa konsep Akuntansi dalam Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam telah
membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional.

Terakhir, marilah kita renungi firman Allah SWT berikut ini:
“…… Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.” (QS.16/ An-Nahl: 89) Oleh : agus nurhuda, alumni2004
BENARKAH AKUNTANSI ADA DALAM ISLAM...?
Jan 24, '07 2:02 AM
for everyone
Benarkah Akuntansi
Ada Didalam Islam??

Pertanyaan ini begitu menggelitik, karena agama sebagaimana dipahami
banyak kalangan (termasuk sebagian besar muslim di Indonesia),
hanyalah kumpulan norma yang lebih menekankan pada persoalan
moralitas. Dan karenanya prinsip-prinsip kehidupan praktis yang
mengatur tata kehidupan modern dalam bertransaksi yang diatur dalam
akuntansi, tidak masuk dalam cakupan agama. Anggapan terhadap
akuntansi Islam (akuntansi yang berdasarkan syariah Islam) wajar saja
dipertanyakan orang. Sama halnya dengan orang meragukan dan
mempertanyakan seperti apakah ekonomi islam. Akuntansi
konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan
praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu,
jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi
yang disampaikannyapun mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian
keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi
tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya, informasi
akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang
kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia
dalam kapitalisme. Bila diperhatikan, budaya dan nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat perbedaan yang
sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang
melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun kelompok.
Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan
dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat,
praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula.
Akuntansi Syariah menjadi sebuah wacana yang menarik sejak sekitar
tahun 1980an. Hal ini terjadi karena mulai munculnya berbagai lembaga
keuangan yang mencoba berusaha dengan menerapkan prinsip-prinsip islam
(Adnan, 2005). Ini menimbulkan tantangan besar bagi para pakar
syariah Islam. Mereka harus mencari dasar bagi penerapan dan
pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi
bank dan lembaga konvensional seperti yang telah dikenal selama ini.
Standar akuntansi tersebut harus dapat menyajikan informasi yang
cukup, dapat dipercaya dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap
dalam konteks syariah Islam. Penyajian informasi semacam itu penting
bagi proses pembuatan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang
berhubungan dengan Bank Islam dan atau Lembaga Keuangan Islam lainnya.
Untuk lebih meyakinkan kita mengenai ada tidaknya akuntansi didalam
islam, maka akan dibahas mengenai bagai mana sebenarnya Akuntansi
didalam Islam, Pengertian Akuntansi dalam Konsep Islam dan sejarah
perkembangan Akuntansi Syariah.

Akuntansi di dalam Islam
Berdasarkan penuturan allah dalam alqur¡¦an ternyata
pengelolaan sistem jagad dan manajemen alam ini ternyata allah
menggunakan sistem yang mirip dengan apa yang sekarang kita kenal
dengan akuntansi. Allah tidak membiarkan kita bebas tanpa monitoring
dan pencatatan dari Allah. Allah memiliki malaikat Rakib dan Atid
yang tugasnya mirip dengan tugas akuntan, yaitu mencatat setiap
kegiatan maupun transaksi yang dilakukan oleh setiap manusia, yang
menghasilkan buku yang disebut sijjin (Laporan Amal Baik) dan Illyin
(laporan Amal Buruk), yang nantinya akan dilaporkan kepada kita di
akhirat nanti untuk pertnggung jawaban. Hal ini disampaikan dengan
jelas pada surat Al-Infithaar ayat 10-12 yang berbunyi:
¡¨padahal sesungguhnya pada kamu ada malikat yang memonitor
pekerjaanmu. Yang mulia disisi allah dan yang mencatat pekerjaanmu
itu. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan¡¨.
Laporan ini didukung bukti dimana tidak ada satupun transaksi yang
dilakukan oleh manusia yang luput dari pengawasan allah, seperti yang
terlihat pada surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:
¡¨barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrahpun niscaya dia
melihatnya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrahpun
dia akan melihatnya¡¨.
Selain Allah selalu mencatat apa saja yang manusia kerjakan, allah
juga memerintahkan umat Islam agar melakukan pencatatan pada saat
bermuamalah tidak secara tunai, yang dapat kita lihat pada surat Al-
Baqarah ayat 282 yang berbunyi:
¡¨hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah seorang penulis diantara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menulisnya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah iya
menulis . . .¡¨
Muamalah disini diartikan seperti kegiatan jual-beli, berutang-
piutang, sewa-menyewa dan sebagainya. Dari ayat ini dapat kita catat
bahwa dalam islam sejak munculnya peradaban Islam yang di bawa Nabi
Muhammad Saw, telah ada perintah untuk kebenaran, keadilan diantara
kedua pihak yang mempunyai hubungan muamalah tadi (sekarang dikenal
dengan nama Accountability) . Sedangkan pencatatan untuk tujuan lain
seperti data untuk pengambilan keputusan tidak diatur. Karena ini
sudah dianggap merupakan urusan yang sifatnya tidak perlu diatur oleh
kitab suci. Dan mengenai hal ini rasulullah mengatakan: ¡¨kamu lebih
tahu urusan duniamu¡¨. Kesimpulannya akuntansi bagi islam adalah
kewajiban dan mustahil Rasulullah, sahabatnya, serta para filosof
islam terkenal 700tahun kemudian tidak mengenal akuntansi(Harahap,
2003).

Pengertian Akuntansi dalam Konsep Islam
Dalam istilah islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi
disebut sebagai Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki 2
pengertian pokok (Syahatah, 2001) yaitu:
ľ Muhasabah dengan arti musa-alah (perhitungan) dan munaqasyah
(Perdebatan) . Proses musa-alah bisa diselesaikan secara individual
atau dengan perantara orang lain, atau bisa juga dengan perantara
malaikat, atau oleh allah sendiri pada hari kiamat nanti.
ľ Muhasabah dengan arti pembukuan/pencatata n keuangan seperti
yang diterapkan pada masa awal munculnya islam. Juga diartiakan
dengan penghitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian.
Muhasabah pun berarti pendataan, pembukuan, dan juga semakna dengan
musa-alah (perhitungan) , perdebatan, serta penentuan imbalan/balasan
seperti yang diterapkan dalam lembaga-lembaga negara, lembaga baitul
maal, undang-undang wakaf, mudharabah, dan serikat-serikat kerja.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian akuntansi
(muhasabah) didalam islam adalah:
ľ Pembukuan keuangan
ľ Perhitungan, perdebatan, dan pengimbalan
Kedua makna ini saling terkait dan sulit memisahkannya, yaitu sulit
membuat perhitungan tanpa adanya data-data, dan juga data-data
menjadi tak berarti tanpa perhitungan dan perdebatan.
Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

ľ Akuntansi Zaman Nabi Yusuf as.
Jika kita kaji kembali kisah-kisah para nabi di Al-Qur¡¦an, maka
seorang akuntan sewajarnya tertegun pada saat membaca kisah nabi
yusuf. Dimana saat nabi yusuf mengartikan mimpi raja mesir, tercantum
pada surat Yusuf ayat 46-49 yang berbunyi:
¡¨yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada
kami tentang 7 ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh
sapi berina yang kurus-kurus dan 7 bulir gandum yang hijau dan
lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar
mereka mengetahuinya. Yusuf berkata: supaya kamu bertanam tujuh tahun
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu
datang 7 tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari yang kamu simpan.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan dan dimasa itu memeras anggur¡¨
kemudian nabi yusuf diangkat sebagai bendaharawan mesir ini
tercantum pada surat Yusuf ayat 55 yang berbunyi:
¡¨berkata yusuf: jadikanlah aku bendaharawan; sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan¡¨ .
Dan seperti yang kita ketahui, kemudian datanglah hal yang
seperti mimpi raja tersebut. Maka nabi Yusuf yang saat itu menjadi
bendaharawan negara mengatur distribusi kekayaan kerajaan dan juga
mengurus distribusi bantuan pangan bagi orang-orang yang terkena
dampak kemarau panjang meskipun yang membutuhkan bantuan itu berasal
dari negara lain. Tidaklah mungkin nabi yusuf dapat melakukan itu
semua tanpa sistem pencatatan yang baik serta perhitungan yang
akurat. Hanya saja karena masanya yang telah lama berlalu, sehingga
sulit untuk menemukan bukti mengenai bagaimana cara pencatatan
keuangan pada masa itu.

ľ Akuntansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam (syahatah,
2001)
Dari studi sejarah peradaban arab, tampak sekali betapa besarnya
perhatian bangsa arab pada akuntansi. Hal ini terlihat pada usaha
tiap pedagang arab untuk mngetahi dan menghitung barang dagangannya,
sejak mulai berangkat sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan
untuk mengetahui perubahan pada keuangannya.
Setelah berkembangnya negeri, bertambahnya kabilah-kabilah, masuknya
imigran-imigran dari negri tetangga, dan berkembangnya perdaganan
serta timbulnya usaha-usahainterven si perdagangan, semakin kuatlah
perhatian bangsa arab terhadap pembukuan dagang untuk menjelaskan
utang piutang. Orang-orang yahudipun (pada waktu itu) sudah biasa
menyimpan daftar-daftar (faktur) dagang. Semua telah nampak jelas
dalam sejarah peradaban bangsa arab. Jadi, konsep akuntansi
dikalangan bangsa arab pada waktu itu dapat dilihat pada pembukuan
yang berdasarkan metode penjumlahan statistik yang sesuai dengan
aturan-aturan penjumlahan dan pengurangan.
Untuk mengerjakan pembukuan ini, ada yang dikerjakan oleh pedagang
sendiri dan ada juga yang menyewa akuntan khusus. Pada waktu itu
seorang akuntan disebut sebagai katibul amwal (pencatat keuangan)
atau penanggung jawab keuangan.

ľ Konsep akuntansi pada awal munculnya Islam (Syahatah, 2001)
Setelah munculnya islam di semenanjung arab dibawah kepemimpinan
Rasulullah saw, serta telah terbentuknya daulah islamiyah di madinah,
mulailah perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah
(keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan,
pembodohan,perjudia n, pemerasan, monopoli, dan segala usaha
pengambilan harta orang lain secara batil. Bahkan Rasulullah lebih
menekankan pada pencatatan keuangan. Rasulullah mendidik secara
khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka
diberi sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).
Diantara bukti seriusnya persoalan ini adalah dengan diturunkannya
ayat terpanjang didalam Al-Qur¡¦an, yaitu surah al-Baqarah ayat 282.
Ayat ini menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (Kitabah), dasar-
dasarnya dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh oleh
kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal ini.
Para sahabat Rasul dan pemimpin umat islam juga menaruh perhatian
yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi) ini, sebagai mana yang
terdapat dalam sejarah khulafaur-rasyidin. Adapun tujuan pembukuan
bagi mereka di waktu itu adalah untuk menetahui utang-utang dan
piutag serta keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan
pegeluaran. Juga, difungsikan untk merinci dan menghitung keuntungan
dan kerugian, serta untuk menghitung harta keseluruhan untuk
menentukan kadar zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing
individu.
Diantara undang-undang akuntansi yang telah diterapkan pada waktu itu
ialah undang-undang akuntansi untuk perorangan, perserikatan,
akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijir), dan
anggaran negara.
Dengan melihat sejarah peradaban islam diatas, jelaslah bahwa ulama-
ulama fiqih telah mengkhususkan masalah keuangan ini kedalam
pembahasan khusus yang meliputi kaidah-kaidah, hukum-hukum, dan
prosedur-prosedur yang harus di ikuti.

ľ Akuntansi Setelah Runtuhnya Khilafah Islamiyah
Runtuhnya Khilafah Islamiyah serta tidak adanya perhatian dari
pemimpin-pemimpin islam untuk mensosialisasikan hukum islam, serta
dengan dujajahnya kebanyakan nagara islam oleh negara-negara eropa,
telah menimbulkan perubahan yang sangat mendasardisemua segi
kehidupan ummat islam, termasuk di bidang muamalah keuangan.
Pada fase ini perkembangan akuntansi didominasi oleh pikiran pikiran
barat. Para muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi yang
dikembangkan oleh barat. Untuk mengetahui bagai mana perkembangan
akuntansi pada fase ini, mungkin dapat membaca pada buku-buku teori
akuntansi.

ľ Kebangkitan Baru dalam Akuntansi Islam (Syahattah, 2001)
Kebangkitan islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum,
dan bidang-bidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan secara
khusus. sekelompok pakar akuntansi muslim telah mengadakan riset dan
studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut islam. Perhatian mereka
lebih terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset,
pembukuan, seminar atau konverensi, pengajaran dilembaga-lembaga
keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek implementasi pragmatis.
Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masing-masing bidang:
1. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang riset
sudah terkumpul beberapa tesis magister serta disertasi doktor dalam
konsep akuntansi yang telah dimulai sejak tahun 1950 dan masih
berlanjut sampai sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang
akuntansi yang terdapat di Al-Azhar saja sampai tahun 1993 tidak
kurang dari 50 buah. Disamping itu telah juga dilakukan riset-riset
yang tersebar di majalah-majalah ilmiah.
2. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan.
Para inisiator akuntansi islam kontemporer sangat memperhatikan usaha
pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang
tertarik pada akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep islam dan
pokok-pokok pikiran ilmiah yang sangat berharga, sehingga kita tidak
lagi memerlukan ide-ide dari luaratau mengikuti konsep mereka (barat).
3. Kebangkitan akuntansi islam di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi
Konsep akuntansi islam mulai masuk kesekolah-sekolah dan perguruan
tinggi sejak tahun 1976, yaitu fakultas perdagangan Universitas Az
Azhar untuk program pasca sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi
perpajakan dan Evaluasi Akuntansi. Situasi ini terus berlanjut,
hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam cabang-cabang ilmu
akuntansi islam di berbagai perguruan tinggi di timur tengah. Dan hal
ini berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunia, termasuk
indonesia.
4. Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi
Implementasi akuntansi islam mulai dilakukan sejak mulai berdirinya
lembaga-lembaga keuangan yang berbasiskan syariah. Hal ini
menyebabkan mau tidak mau lembaga keuangan syariah tersebut harus
menggunakan sistem akuntansi yang juga sesuai syariah. Puncaknya saat
organisasi akuntansi islam dunia yang bernama Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial just Iflution (AAOIFI) menerbitkan
sebuah standard akuntansi untuk lembaga keuangan syariah yang
disebut, Accounting, Auditing, and Governance Standard for Islamic
Institution.
Dari seluruh uraian diatas, dapat disimpulkan akuntansi islam
memang benar-benar ada, baik secara keilmuan, maupun sejarah
perkembangannya. Sehingga pertanyaan seperti yang tercantum pada
judul diatas tidak lah lagi pantas diucapkan oleh seorang muslim.
Mungkin secara teori akuntansi islam yang sekarang ini berkembang
masih belum matang. Tetapi tugas kitalah, sebagai seorang akademisi
akuntansi muslim untuk menyempurnakannya.

investasi emas dengan mulia pilihan cerdas

Investasi Emas dengan MULIA…pilihan cerdas!! Thursday, April 29, 2010
Posted by F_Ribery in Produk, lain-lain.
Tags: investasi emas, logam mulia, MULIA, pegadaian
trackback

Mas, di Pegadaian jual LM (logam mulia) ngga sih?

Pertanyaan diatas seringkali ditanyakan oleh orang-orang kepada saya. Pegadaian menjual LM (logam mulia) melalui produknya yang bernama MULIA. Produk MULIA ini bisa diperoleh di Pegadaian Syariah. Untuk kedepannya Pegadaian konvensional juga akan menyalurkan produk ini.

MULIA itu apa sih?…..Saya akan menerangkan sedikit tentang produk MULIA yang saya peroleh dari situs Pegadaian.

MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu fleksibel.
Akad Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi Abadi adalah persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan Nasabah atas sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang disepakati.

Keuntungan berinvestasi melalui Logam Mulia :

1. Jembatan mewujudkan Niat Mulia Anda untuk :
- Menabung Logam Mulia untuk menunaikan Ibadah Haji
- Mempersiapkan Biaya Pendidikan Anak di masa mendatang
- Memiliki Tempat Tinggal dan Kendaraan.
2. Alternatif Investasi yang aman untuk menjaga Portofolio Asset Anda
3. Merupakan Asset yang sangat Likuid dalam memenuhi kebutuhan dana yang mendesak, memenuhi kebutuhan modal kerja untuk pengembangan usaha, atau menyehatkan cashflow keuangan bisnis Anda, dll
4.Tersedia pilihan logam mulia dengan berat 5gr, 10gr, 25gr, 50gr, 100gr, dan 1kg

Persyaratan Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi :

1. Copy KTP Pemohon * | **
2. Copy Kartu Keluarga *
3. Copy NPWP **
4. Copy AD/ART **
5.Menyerahkan Uang Muka * | **

* = Perorangan
** = Badan Usaha

Contoh Simulasi Produk Mulia
Nasabah membeli 1 keping LM sebesar 100 gram dengan kadar 99,99 %, misalkan harga hari ini Kamis 29 April 2010 Rp. 34.502.000,-

Jika membeli dengan tunai (cash):

Pembelian Tunai: harga+% margin+administrasi
= 34.502.000 + (34.502.000 X 3 %) + 50.000
= 34.502.000 + 1.035.060 + 50.000
= 35.587.060

Jika membeli dengan angsuran: misalkan 6 bln dan 12 bln
Pembelian Angsuran 6 bulan = harga+% margin
= 34.502.000 + (34.502.000 X 6 %)
= 34.502.000+ 2.070.120
= 36.572.120
Uang Muka 25 % = 9.143.030

Sisa = 36.572.120 – 9.143.030 = 27.429.090
Angsuran per Bulan = 27.429.090 : 6
= Rp. 4.571.515/bulan

biaya-biaya lain yg dikenakan pada saat pertama kali transaksi :

biaya administrasi Rp. 50.000,- + ongkos kirim Rp. 8.000 (0,23 % X 345.020)

Pembelian Angsuran 12 bulan = harga+% margin
= 34.502.000 + (34.502.000 X 12 %)
= 34.502.000+ 4.140.240
= 38.642.240
Uang Muka 30% = 11.592.672
Sisa = 38.642.240 – 11.592.672 = 27.049.568
Angsuran per Bulan = 27.049.568 : 12
= Rp. 2.254.131/bulan

Biaya2 lainnya :

administrasi Rp. 50.000 + ongkos kirim Rp 8.000 (0.23 % X Rp 345.020)
Catatan:
- Masa angsuran minimal adalah 6 bulan dan maksimal adalah 36 bulan
- Margin keuntungan bila tunai 3 % dan seterusnya adalah 1 %/bulan, contoh untuk masa 6 bulan margin 6 %, 12 bulan margin 12 %.

- Besar uang muka:

* 6 bln = 25 %
* 12 bln = 30 %
* 18 bln = 35 %
* 24 bln = 40 %
* 30 bln = 45 %
* 36 bln = 50 %

Mudah-mudahan penjelasan saya diatas bermanfaat. :-P

istilah akuntansi

Selasa, 28 Juli 2009
Info seputar istilah akuntansi ( A )
Berikut ini istilah-istilah akuntansi yang dapat membantu kita menambah pengetahuan dalam memahami istiah akuntansi yang sering kita temui baik dalam bidang pekerjan yang masih berhubungan dengan akuntansi maupun bagi para pelajar yang berbasis ekomoni.

* ACTUAL AMOUNT = Jumlah sesungguhnya
* ACTUAL COST ( arti islilahnya ) Biaya sesungguhnya
* ACTUAL FACTORY OVERHEAD = Beban overhead sesungguhnya
* ACTUAL LIABILITY=Hutang nyata
* ACTUAL PRICE= Harga sesungguhnya
* ACTUAL QUANTITY = Kwalitas sesungguhnya
* ADJUSTED BALANCE = Saldo setelah penyesuaian
* ADJUSTED TRIAL BALANCE = Neraca saldo penyesuaian
* ADJUSTING ENTRIES = Ayat jurnal penyesuaian
* ADDITIONAL COST ( istilahnya ) Biaya tambahan
* ADVANCE FROM CUSTOMER = Uang muka langganan
* ADVANCE ACCOUNTING = Akuntansi lanjutan
* ADVERTISING EXPENSE = Biaya iklan
* ADVERSE OPINION = Pendapatan tidak wajar
* Allowance for inventory decline to market = Cadangan penurunan nilai persediaan
* ALLOWANCE METHOD ( artinya ) Metode cadangan
* ALLOWANCE ACCOUNT = Perkiraan cadangan
* ALLOWANCE FOR BAD DEBT = Cadangan piutang tak tertagih
* ALLOWANCE FOR DOUBT FULL ACCOUNT = Cadangan pitang ragu-ragu
* ALLOWANCE FOR OVERVALUATION OF BRANCH MERCHANDISE = Cadangan kenaikan harga barang cabang
* AMORTIZATION = Penyusutan atas harta tak berwujud
* APPLIED FACTORY OVERHEAD COST = Biaya overhead yang dibebankan
* ANNUAL REPORT ( istilah ) Laporan tahunan
* ASSET ( istilah ) Harta
* ASSET APPROACH = Pendekatan aktifa
* ASSET ACCOUNT = Perkiranan harta
* AUDIT FEE = Pendapatan audit
* ASSUME = Asumsi
* AUDIT EXPENSE = Biaya audit
* AUDIT PROGRAMME = Program pemeriksaan
* AUDIT PROCESS = Proses pemeriksaan
* AUDIT PLANNING = Rencana pereiksaan
* AUDITOR ( islilahnya ) Pemerikasa keuangan
* AUDITING = Pemeriksaan keuangan
* AVERAGE METHOD = Metode rata-rata

Senin, 03 Mei 2010

sistem informasi akuntansi pada penjualan

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
(Pengendalian Intern Terhadap penjualan tunai atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari)
Oleh:
Kelompok II
Asrul (B1 C1 07 090)
Ewi Prastiwi Amin (B1 C1 07 110)
Icing Sugiarti (B1 C1 07 120)
Samsidar (B1 C1 07 130)
I Wayan Sumardi Yasa (B1 C1 07 140)





JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sistem informasi akuntansi yang berjudul ” Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Kas Atas Penjualan Tunai Pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari” ini dalam bentuk sederhana.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas ini. Kepada ibu dosen selaku pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang telah memberi dukungan dan wejangan dalam penyelesaian tugas ini. Kepada teman-teman yang senantiasa memberikan masukan-masukan positif demi terselesaikan tugas ini. Demikian penulis sampaikan, semoga bantuan yang diberikan dari semua pihak mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal isi maupun penyusunannya, namun ini merupakan usaha yang maksimal bagi penulis. Oleh karena itu kami masih sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak demi sempurnnya tugas ini.
Semoga tugas ini dapat memenuhi harapan, sehingga membawa manfaat bagi kita semua dimasa yang akan datang.

Kendari, 08 November 2009


Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.I Latar Belakang 1
I.2 Rumusan Masalah 2
I.3 Tujuan 2
I.4 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.I Pengertian Pengendalian Intern 3
2.2 Komponen-Komponen Pengendalian Intern 5
2.3 Elemen-Elemen Pengendalian Intern 5
2.4 Syarat-Syarat dan Ciri Pengendalian Intern Yang Baik 6
2.5 Prinsip-Prinsip Pengendalian Intern 7
2.6 Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas 8
2.7 Pengertian Penjualan 9
2.8 Penerimaan Kas 12
2.9 Pengunaan Bagan Arus Dalam Sistem 13
2.10 Kerangka Pikir 16
BAB III METODE PENELITIAN 17
3.1 Objek Penelitian 17
3.2 Jenis dan Sumber Data 17
3.3 Populasi dan Sampel 17
3.4 Tehnik Pengumpulan Data 18
3.5 Metode Analisis 18
3.6 Devenisi Operasional 19
BAB IV PEMBAHASAN 20
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan 20
4.2 Hasil Penelitian 22
4.3 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas Pada Perusahaan Roti Dhiba
Kendari 24
4.4 Evaluasi Pengendalian Intern Atas Penjualan Roti Secara Tunai
Pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari ....................................................28
BAB V PENUTUP 39
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu system yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran. Perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun yang tidak mencari laba, mengolah masukan berupa suatu sumber ekonomi untuk menghasilkan sumber ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, baik dalam bermotif laba maupun tidak, manajemen selalu berusaha agar nilai keluaran lebih tinggi dari nalai masukan yang dikorbankan, sehingga kegiatan usaha menghasilkan laba (untuk perusahaan bermotif laba). Laba akan menjadikan perusahaan memiliki kemampuan untuk berkembang dan tetap mampu mempertahankan eksistensinya.
Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, maka perusahaan perlu menerapkan system pengendalian intern yang efektif, serta perusahaan perlu melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan serta penyajian persediaan kemudian dijual produk tersebut dengan cara-cara yang tepat dan teliti sesuai dengan praktek akuntansi yang lazim, sehingga dapat menggambarkan secara tepat obyek persediaan.
Salah satu indikasi yang memadai bahwa pengendalian intern telah diterapkan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur pengendalian intern yang lazim adalah; (a) struktur organisasi, (b) system wewenang dan prosedur pembukuan, (c) praktek-praktek yang sehat dan (d) kecakapan pegawai.
Untuk mengetahui bagaimana pengendalian intern penerimaan kas terhadap perusahaan maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis pada perusahaan Roti Dhiba-Kendari. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengolah terigu dan bahan-bahan lainnya untuk diproduksi agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi yaitu roti.
Untuk menghasilkan laba penjualan yang maksimal dari produk yang berjumlah besar maka perusahaan harus melakukan pengendalian intern terhadap persediaan sesuai dengan prosedur akuntansi yang lasim.
Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk membuat karya tulis dengan judul “Pengendalian Intern Terhadap penjualan tunai atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari”.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah pengendalian intern terhadap penerimaan kas pada perusahaan Roti Dhiba Kendari?”
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengendalian intern penerimaan kas pada perusahaan Roti Dhiba Kendari.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pimpinan perusahaan Roti Dhiba Kendari dalam pengambilan kebijakan khususnya pengendalian intern terhadap penerimaan kas.
2. Sebagai bahan pembanding, sumber informasi dan bacaan untuk penelitian selanjutnya terhadap masalah yang relevan dengan obyek penelitian ini.
3. Sebagai aktualisasi dari penerapan teori yang selama ini diperoleh dibangku perkuliahan khususnya dalam proses penyelesaian studi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Pengandalian Intern
Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya pengendalian intern yang baik dan menyeluruh atas segala aktivitas yang ada. Pengendalian intern ini adalah untuk menjaga agar tidak timbul penyelewengan dan dapat memelihara efisiensi operasi perusahaan. Pengendalian intern diperlukan untuk memberikan kapasitas yang cukup bahwa sasaran dan tujuan perusahaan akan tercapai.
Sofyan Syafri Harahap (1995:48) menjelaskan pengendalian intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terkoordinir yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mencek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendorong kegiatan agar efisien, dan mengajak agar menaati kebijakan perusahaan.
Menurut Sawyer (2003:61) pada dasarnya pengendalian intern mencakup rencana perusahaan atau organisasi dan semua metode, ukuran serta kebijakan yang terkoordinasi untuk mengamankan harta kekayaan, menguji ketepatan dan sampai jauh data akuntansi dapat di percaya, mendorong efisiensi operasional dan mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang diterapkan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan Publik memberikan pengendalian intern sebagai berikut: Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain yang didesain untuk memeberikan keyakinan yang memadai tengtang tiga pencapaian golongan tujuanberikut ini: a) keandalan laporan keuangan, b) efektifitas dan efisiensi operasi, c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (IAI, 2001 – 319.2).
Nugroho Wijajanto mengemukakan bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi stuktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:
 Mengamankan aktiva perusahaan
 Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi
 Meningkatkan efisiensi
 Mendorong agar kebijakan manajemen di patuhi oleh segenap jajaran organisai.
Menurut Mulyadi (2002:180) yang mengutip SA seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
 Keandalan laporan keuangan
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
 Efektivitas dan efisiensi operasi.
Zaki Baridwan (2000:13) mengemukakan pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dalam tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi dalam operasi, dan membantu menjaga dipetuhinyakebijaksanaan manajemen yang ditetapkan terlebih dahulu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa, pengendalian intern meliputi pengawasan akuntansi, (accounting control) dan pengawasan administratif (administrative control).
a) Pengawasan akuntansi terdiri dari struktur organisasi dan semua metode dan prosedur yang berkaitan dengan dan berhubungan langsung pada pengamanan aktiva dan dapat dipercayanya catatan finansial.
b) Pengawasan administratif terdiri dari struktur organisasi dan semua metode dan prosedur terutama yang berkaitan dengan efisiensi operasi dan kepatuhan pada kebijaksanaan manajemen dan biasanya hanya mempunyai hubungan yang tidak langsung dengan catatan finansial.

2.1.2 Komponen-Komponen Pengndalian Intern
Sukrisno Agoes (2004: 79-80) mengemukakan pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini:
a) Lingkungan pengandalian yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran orang-orangnya. Lingkungan pengendalian harus mencakup faktor-faktor berikut ini:
 Integritas dan nilai etika
 Komitmen terhadap kompetensi
 Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
 Struktur organisasi
 Pemberian wewenang dan tanggung jawab
 Kebijakan dan praktek sumberdaya manusia.
b) Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Resiko dapat timbul karena keadaan berikut:
 Perubahan dalam lingkungan operasi
 Personel baru
 Sistem informasi yang baru
 Teknologi baru
 Lini produk, produk, dan aktivitas produk
 Operasi luar negeri
 Standar akuntansi baru
c) Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang nungkin relevan dengan audit dapat digolomgkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut:
 Review terhadap kerja
 Pengolahan informasi
 Pengendalian fisik
 Pemisahan tugas
d) Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e) Pementauan adalah proses yang mnentukan kualitas kenerja pengendalian intern sepanjang waktu.

2.1.3 Elemen-Elemen Pengendalian Intern
Menurut Zaki Baridwan (2002:14), suatu pengendalian intern yang memuaskan harus meliputi:
a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.
Struktur organisasi perusahaan yang disusun harus dapat menunjukan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam arti jangan sampai terjadi overlap fungsi masing-masing bagian. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya suatu pengawasan yang baik hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional, penyimpanan, dan pencatatan sehingga mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.
b) Sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, utang-utang, pendapatan dan biaya-biaya.
Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang mengatur tentang tugas, hak dan wewenang masing-masing pejabat beserta seluruh jajarannya sesuai fungsinya. Uraian tugas tesebut juga harus didukung oleh petunjuk prosedur dalam bentuk pelaksanaan tugas yang didalamya dimuat prosedur pelaksanaan suatu kegiatan disertai dengan penjelasan mengenai pihak-pihak yang berwewenang untuk mengesahkan suatu kegiatan.
c) Pratek-praktek yang sehat harus dijalankan dalam melakukan tugas-tugas dan fungsi –fungsi setiap bagian organisasi.
Yang dimaksud dengan praktek-praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Praktek yang sehat ini harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh bagian lainnya.
d) Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggunga jawabnya.
Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya cukup, hendaknya melakukan transaksi dan test-test pada saat dimulainya penerimaan pegawai baru. Hal ini agar dapat menentukan apakah calon karyawan yang bersangkutan memenuhi kriteria yang dilakukan.

2.1.4 Syarat-Syarat Dan Ciri Pengendalian Intern Yang Baik
Sofyan Syafri Harahap (1995:53) merumuskan pengendalian intern yang baik menggunakan beberapa syarat sebagai berikut:
a) Pagawai.
Pagawai merupakan tokoh atau titik sentral dalam pelaksanaan pengendalian intern, karena yang mengerjakan sistem tersebut harus diseleksi dengan objektif dan mempunyai klasifikasi dibidangnya, terampil, cakap, dan yang lebih penting lagi memiliki integritas dan kejujuran.
b) Pemisahan fungsi
Fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan harus dipisahkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyelewengan yang dilakukan oleh seorang yang memilki dua fungsi.
c) Pelaksanaan transaksi
Transaksi yang dilaksanak harus berdasarkan otorisasi dan sepengetahuan mereka yang berhak sesuai dengan struktur organisasi dan wewenang masing-masing. Tidak boleh semua orang melakukan penyelesaian transaksi tanpa diberikan hak dan wewenang dari perusahaan.
d) Pencatatan transaksi
Transaksi harus dicatat secara benar sesuai dengan bukti-bukti pendukung yang ada, kemudian diklasifikasikan dan dibukukan pada perkiraan yang benar, dan pada periode yang banar pula.
e) Penjamahan terhadap harta perusahaan
Penjamahan terhadap harta perusahaan harus selektif, setiap orang tidak boleh memakai atau menggunakan kekayaan perusahaan tanpa melalui prosedur atau persetujuan dari pimpinan yang berwewenang.
f) Perbandingan pencatatan dan fisik harta
Perbandingan antara catatan dan fisik harta maksudnya adalah sewaktu-waktu dilakukan perbandingan antara angka yang dibuku dengan fisik harta yang dicatat.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Pengendalian Intern
Prosedur-prosedur pengendalian intern berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Dan bergantung pada berbagai faktor seperti sifat operasi dan besarnya perusahaan. Namun demikian prinsip-prinsip pengendalian intern yang pokok dapat diterapkan pada semua perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Haryono Jusup (2001:4) ada tujuah buah prinsip pengendalian intern yang pokok meliputi:
a) Penetapan tangguang jawab secara jelas.
b) Penyelenggaraan pencatatan yang memadai.
c) Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan.
d) Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva.
e) Pemisahan tangguang jawab atas transaksi yang berkaitan.
f) Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan).
g) Pelaksanaan pemeriksaan secara independent.

2.2 Pengertian Penjualan
Menurut Basri (2004:129), penjualan adalah interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditunjukan untuk menciptakan, memperbaiki, mengusai, atau memepertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan satu sama lain.
Mulia Nasution (1996:205) mengemukakan, penjulan adalah salah satu kegiatan dari fungsi pertukaran dan pemasaran yang akan menntukan selisih harga dan harga pokok. Dalam kegiatan penjualan akan diketahui selesih antara jumlah harga dan biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan barang dan jasa, sehingga akan diketahui pendapatan perusahaan tersebut.
Penjualan dapat juga dikatakan sebagai tugas memperkenalkan, menunjuk untuk mencari, mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang diwarkan, srta mengadakan transaksi atau perjanjian mengenai harga yang menguntungkan kedua belah pihak.
Berdasarkan uraian diatas dapat diberikan batasan bahwa, penjualan adalah penyerahan barang dan jasa kepada konsumen yang memerlukan, dengan mendapatkan pengembalian imbalan (jasa berupa uang). Dalam pengertian lebih umum, penjualan adalah pemindahan hak dari produsen, kepada pembeli dari suatu barang dan jasa. Jadi dengan penjualan akan menciptakan penjualan barang dan jasa.
Beberapa tahap dalam fungsi penjualan, yaitu:
a) Menciptakan permintaan, proses ini adalah mengubah, menggeser permintaan sehingga volume penjualan lebih besar, yaitu dengan cara periklanan, advertensi dan personal selling.
b) Menemukan pembeli. Untuk mencari calon pembeli, produsen dapat menggunakan saluran distribusi. Dengan saluran distribusi tersebut maka calon pembeli dapat mengetahui jenis produk yang di berikan,sehingga dapat diketahui sipakah yang merupakan pembeli.
c) Perjanjian penjualan, dalam hal syarat-syarat penjualan dijelaskan apakah transaksi jual beli, menggunakan sistem pembayaran tunai atau kredit.
d) Pemindahan hak. Tahap ini merupakan tahap yang terakhir dari fugsi penjualan, dimana kepemilikan barang dan jasa telah pindah dari produsen kekonsumen.
Beberapa cara untuk melakukan penjualan adalah:
1. Dengan cara personal selling. Cara menawarkan penjulan yang sesuai dengan kebutuhan kensumen yaitu personal selling, dimana produsen bertemu langsung atau bertatap muka langsung dengan calon pembeli.
2. Advertensi. Kegiatan penjualan seperti ini biasanya dilakukan melalui media massa tertentu, seperti pemasangan iklan di toko, pemasangan billboard, penyebaran pamflet, dan lain-lain yang menunjang proses penjualan.
3. Mail order. Kegiatan penjualan ini dilakukan melalui surat, sehingga hubungan yang emnjurus bersifat pribadi ini bisa ditanggapi oleh pembeli.
4. Sample. Penjualan seperti ini yaitu dengan memberikan sampel kepada calon pembeli secara langsung diman pembeli dapat melihat wujud barang tersebut.
5. Fair, Show, Exhibiton. Kegiatan seperti ini bisa digolongkan sebagai promosi penjualan dengan tujuan memperkenalkan, mendemonstrasikan, atau mungkin sekaligus melakukan penjualan.
Dalam praktek kegiatan penjualan itu banyak juga dipengruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Kondisi dan kemampuan penjual
Trandaksi jual beli atau pemindahan hak terhadap barang dan jasa pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus menyakikan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran yang diharapkan. Untuk itu penjual harus memahami beberapa masalah yang penting, yakni:
• Jenis dan karateristik barang yang ditawarkan
• Harga produk
• Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan purna jual, garansi dan sebagainya.
b. Kondisi pasar
Adapun faktor-faktor dari kondisi pasar yang eprlu diperhatikan adalah:
• Jenis pasaranya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasara penjual dan sebagainya.
• Kelompok pembeli dan segmen pasar
• Daya belinya
• Frekuensi pembelinya
• Keinginan atau kebutuhanya.
c. Modal
Akan sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijualnya tersebut belum dikenal oleh calon pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukanadanya sarana serta usaha, seperti alat prnsportasi, usaha promosi dan lain-lain. Semua itu dapat dilakukan apabila produsen memiliki modal yang diperlukan untuk itu.
d. Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu atau ahli dibidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masa;ah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah karyawannya yang sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaa besar.
e. Faktor lain
Faktor-faktor lain yang dimaksud seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan. Namun unutk melaksanakannya diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahan yang memiliki modal besar kegiatan ini sangat rutin dilaksanakan, sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil kegiatan ini lebih jarang dilekukan.
Menurut Arens yang diterjemahkan oleh Ilham Tjakrakusuma (1998:293) tujuan pengendalian intern transaksi penjualan terdiri dari:
1. Penjualan yang dicatat adalah untuk dikirimkan kepada penjual non-aktif
2. Transaksi penjualan diotorisasi dengan tepat
3. Transaksi penjualan yang terjadi harus dicatat
4. Penjualan sejumlah barang yang akan dikirimkan dan difaktur serta dicatat dengan benar.
5. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan tepat.
6. Penjualan dicatat atas dasar waktu yang tepat.
7. Transaksi penjualan dimasukkan dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan diihtisarkan dengan benar.

2.3 Penerimaan kas
Penerimaan kas dalam perusahaan dapat berasal dari berbagai sumber antara lain penerimaan kas, yang berasal dari penjualan tunai maupun dari pelunasan piutang (penjualan kredit) serta berasal dari pinjaman baik dari bank maupun dari pihak lain.
Prosedur penerimaan kas harus melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian saja, hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern. Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas adalah bagian kasir, bagian penjualan, bagian pembukuan serta bagian pemeriksaan intern.
Amin Widjaya Tunggal (1995:79) mengemukakan dasar-dasar tertentu yang bisa dipergunakan sebagai pedoman untuk mengedakan pengendalian terhadap penjualan secara tunai, yaitu sebagai berikut:
a. Semua penerimaan kas tepat dicatat peda waktunya agar membrikan tanggung jawab yang efektif terhadap jumlah uang yang diterima.
b. Prosedur penerimaan kas. Semakin banyak perhatian terhadap prosedur, maka semakin efektif pula pengendalian.
c. Kasir tidak diperbolehkan merangkap fungsi lain yang memungkinkan dia melakukan kecurangan.
d. Penerimaan kas harus selalu didukung oleh bukti yanga lengkap
e. Penerimaan kas harus selalu disetorkan kebank secara penuh tepat pada waktunya.

2.4 Penggunaan Bagan Arus Dalam Sistem
Bagan arus adalah suatu penyajiaan dengan memakai diagram mengenai arus informasi adn urutan kegiatan dalam suatu operasi suatu sistem. Bagan arus biasanya disajikan dalan dua bentuk yaitu dengan sistem konputerisasi dan sistem manual, namun disini hanya akan dibahas tentang bagan arus (flow chart) sistem manual.
Simbol-simbol yang umum digunakan untuk prosedur bagan arus manual yaitu:

Dokumen merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya taransaksi


Dokumen dan tembusan, untuk mengambarkan berbagai dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan disudut kanan atas.


Berbagai dokumen, digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama dalam suatu paket.


Catatan, digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang di gunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya didalam dokumen atau formulir. Seperti jurnal dan buku pembantu serta buku besar



Penghubung pada halaman yang sama, dengan memperhatikan nomor yang tercantum dalam simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi yang digambarkan dalam bagan arus.





Akhir arus dokumen, danmengarahkan pembaca kesimbol penghubung halaman yang sama yang
bernomor seperti yang tercantum didalam sismbol tersebut.


Awal arus dokumen, yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum dalam simbol tersebut.



Penghubung pada halaman yang berbeda, nomor yang dicantumkan didalam simbol penghubung menunjukan bagaimana bagan arus yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan arus pada halaman bagan arus yang lain.

Arsip sementara, digunakan untuk menunjukan tempat penyimpanan dokumen, seperti lemari arsip dan kotak arsip.

Arsip permanen, digunakan untuk menggambarkan arsip pemanen yang tidak diproses lagi.

dari pelanggan

Masuk kesistem. Karena kegiatan diluar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan arus maka diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk kedalam sistem.
Ke sistem penerimaan kas

Keluar kesistem lain, karena kegiatan diluar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan arus, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan keluar ke sistem lain.

Mulai dan berakhir terminal, untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi



Keterangan atau kemontar, sismbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.

Kegiatan manual, digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti menerima order dari pembeli, mengisi formulir, memeriksa dari berbagai jenis kegiatan kliterial lainnya.
Suatu bagan alir menggambarkan alir dokumen denganmenggunakan diagram dan simbol-simbol standar. Berikut bagan alir sistem penerimaan kas melalui penjualan tunai (Mulyadi 2001: 456,476-477), meliputi prosedur berikut:
a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di bagian penjualan.
b. Bagian kasir menerima penjualan dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek pribadi, dan kartu kredit.
c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk menyerahkan barangnya kepembeli.
d. Bagian pengeiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e. Bagian kasir menyetorkan yang diterimanya kebank.
f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.


2.5 Kerangka Pikir
Demi kelancaran operasi perusahaan dan dengan melihat volume penjualan yang selalu berbeda setiap harinya, maka perusahaan harus menerapkan suatu sistem akuntansi yang efektif dan efiasien gunamemudahkan pengawasan pengandalian intern pada setiap pelaksanaan kegiatan denngan tujuan untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisien dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan adanya pengendalian intern segala bentuk penyimpangan tentang bentuk laporan keuangan yang dapat merugikan perusahaan dapat dicegah sedini mungkin.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada siklus kerangka pikir sebagai berikut:

Skema kerangka pikir:













BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah Perusahaan Roti Dhiba Kendari yang beralamat dijalan Dr. Sam Ratulangi No. 202 Kelurahan Mandonga Kecamatan Madonga Kota Kendari.

3.2. Jenis Dan Sumber Data
3.2.1 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data kualitatif, yaitu data yang berupa penjelasan dari pimpinan dan karyawan Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
b. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini yang merupakan data dari penjualan roti.
3.2.2 Sumber data
a. Data primer yaitu data yang di peroleh dari perusahaan secara langsung dan masih bisa diolah oleh peneliti. Dalam penelitian ini seperti interview.
b. Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung dan masih dapat diolah oleh peneliti. Dalam penelitian ini contohnya data-data penjualan roti yang sebelumnya telah didokumentasikan oleh perusahaan.

3.3. Populasi Dan Sampel
3.3.1. Populasi penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empirik yang satuan pengamatan (populasi) yang menjadi sasaran penelitian ini adalah pimpianan, manajer, dan sebagian karyawan yang bekerja pada bagian keuangan di Perusahaan Roti Dhiba Kendari sebayak 8 orang.
3.3.2. Sampel penelitian
Pengambilan sampel sebanyak 8 orang tersebut dilakukan karena relatif populasinya homogen atau karateristiknya sama dengan cara interview secara langsung kepada responden.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data
a. Interview, yaitu mengadakan tanya jawab atau wawancara dengan pimpinan, bagian penjualan, bendahara serta karyawan Prerusahaan Roti Dhiba Kendari.
b. Pengumpulan bukti-bukti yang mendukung penelitian, seperti surat izin usaha, faktur-faktur dan lain-lain.

3.5. Metode Analisis
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu tehnik yang digunakan dengan cara menjelaskan atau memberikan gambaran tengtang evaluasi pengendalian intern atas penjualan tunai pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari. Penilaian dengan menggunakan interview kepada pihak-pihak yang terkait dengan fungsi tersebut agar mencapai suatu hasil tertentu.
Untuk menilai apakah pengendalian intern telah dilakukan secara memadai maka digunakan persentase rumus:

K
P = x 100%
N

Dimana:
P = jumlah persentase pengendalian intern
K = jumlah nialai rata-rata jawaban “ya” pada pengendalian intern
N = jumlah pertayaan interveiw

Adapun indikor pendukung yang digunakan skala nominal dengan penggolongan sebagai berikut “ya” = 1, dan “tidak” = 0, dengan penggolongan sebagai berikut:
Kategori jawaban pertayaaan persentase
Sangat memadai 100% - 90%
Memadai 89% - 80%
Cukup memadai 79% - 70%
Kurang memadai 69% - 60%
Tidak sesuai <59%

3.6. Devenisi Operasional
a. Pengendalian intern adalah prosedur sistem yang dibuat sustu perusahaan untuk membantu manajemen Perusahaan Roti Dhiba Kendari dalam mengelola seluruh kegiatan atau aktivitas aktivitas perusahaan.
b. Struktur organisasi merupakan suatu susunan pembagian tanggung jawab menurut fungsi dan hierarkis. Penyusunan struktur organisasi harus memperhitungkan semua fungsi yang ada dalam perusahaan dan kemudian membagi fungsi-fungsi tesebut kepada pihak-pihak yang harus mempertangguang jawabkan.
c. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat.
d. Praktek yang sehat adalah setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan prosedur yang diterapkan dan tidak asal kerja.
e. Karyawan yang cakap merupakan sikap mental dan prilaku dari setiap karyawan yang memiliki keterampilan dan keahlian, selain itu memilki sifat independensi, sikap tahu tehadap fungsi jabatan, kuat dalam prinsip, dan memilki sikap kooperatif pada porsi yang tepat.
f. Penjualan adalah penyerahan barang dan jasa kekonsumen dan mendapatkan imbalan kembali dari konsumen berupa uang.

















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Roti Dhiba kendari adalah salah satu perusahaan menufaktur yang memproduksi berbagai jenis roti antara lain, roti, keju, roti kacang tanah, roti kacang hijau, roti daging, roti coklat dan roti istimewa dalam jumlah yang cukup besar. Perusahaan ini berdiri dan mulai usahanya pada pertengahan Juni 1998 dengan nama Istana Roti Dhiba, sedangkan surat izin tempat usaha (SITU) diperoleh pada tahun 2000 dengan nomor register 2008/ UPT/XII/2000 yang berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi No. 202 Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari.
Pada awal pendirianya perusahaan ini hanya melakukan usaha sebagai penyalur hasil produksi dari Holland Bakery yang berkedudukan di Wua-wua namun setelah melihat peluang pasar yang cukup baik, atas kebijakan pemilik perusahan yang juga pemilik Holland Bakery. Akhirnya perusahaan ini dapat memproduksi sendiri roti yang akan dipasarkan.
Adapun wilayah pemasaran yang menjadi sasaran perusahaan adalah wilayah Kota Kendari khususnya Kelurahan Mandonga dan sekitarnya. Kegiatan utama perusahaan ini adalah memproduksi roti dan memasarkannya kepada masyarakat. Perusahaan juga menyediakan kafe untuk memfasilitasi konsumen yang ingin menikmati hasil produksinya (roti) di tempat dengan berbagai jenis minuman.
Selain itu perusahaan juga mamiliki usaha sampingan yaitu sebagai penyalur air minum dalam kemasan (AMDK) Frid dari CV. Tepung Emas Utama Kendari.
Dalam Upaya pengembangan usahanya, perusahaan telah membuka cabang yang berkedudukan di Kabupaten Kolaka pada tahun 1999 dan di Surabaya pada tahun 2000.
Struktur organisasi merupakan gambaran tentang system pembangunan kerja yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan Roti Dhiba Kendari dalam menyusun wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan kerja adalah struktur garis.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Sheet 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Roti Dhiba Kendari






Garis Komando
Garis Koordinasi

Dari struktur organisasi tersebut nampak bahwa dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-sehari, pimpinan dibantu oleh bagian pengadaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran. Adapun pembagian wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang terdapat pada struktur organisasi perusahaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Pimpinan
Tugas pimpinan sebagaimana lazimnya pimpinan perusahaan lainnya yaitu bertanggung jawab atas segala kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Juga sebagai pengendali perusahaan, membuat kebijakan-kebijakan perusahaan, dan pengambilan keputusan serta bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan.
2. Bagian Pengadaan
Bagian pengadaan bertugas melakukan pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan produksi.
3. Bagian Produksi
Bagian produksi bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan produksi, dan mengatur sumber daya yang ada untuk menghasilkan produk. Bagian ini juga bertanggung jawab atas jumlah persediaan barang jadi.
4. Bagian Keuangan
Bagian keuangan mengelola sumber-sumber dana dan penggunaannya, mengelola pembayaran upah dan pembelian bahan baku. Bagian ini juga bertugas mengelola pencatatan, pembukuan atas penerimaan dan pengeluaran perusahaan, serta bertanggung jawab dalam hal pelaporan keuangan.
5. Bagian Pemasaran
Bagian ini bertugas memasarkan hasil produksi roti, melayani pelanggan dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada pada bagian pemasaran.
Keempat bagian tersebut saling koordinasi dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.



4.2 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas pada Perusahaan Roti Dhiba
Tahap-tahap terjadinya proses penjualan dan penerimaan kas, yakni sebagai berikut:
a. Bagian Penjualan
1. Menerima order dari calon pembeli.
2. Mengisi faktur penjualan dengan identitas pembeli seperti nama atau nama perusahaan, produk yang dibeli oleh pembeli, kuantitas dan total harga produk.
3. Faktur yang telah dicantumkan nomor seri faktur yang terdiri dari dua bagian (sobekan). Sobekan pertama diserahkan pada pembeli, sobekan yang kedua untuk disimpan bagian penjualan.
4. Menerima uang dari hasil penjualan produk dari pembeli.
b. Bagian Akuntansi
1. Bagian kas fisik
 Membandingkan bonggol faktur (faktur bagian penjualan) dengan faktur pembeli yang diterima oleh bagian penjualan dengan nomor seri yang tidak tertulis pada faktur penjualan ini merupakan salah satu kelemahan pengendalian intern terhadap penerimaan kas pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari yang tidak memakai nomor urut tercetak. Nomor seri faktur ditulis secara manual dan bahkan tidak dicantumkan nomor seri yang telah ada sehingga dapat dikatakan pengendalian intern terhadap penerimaan kas pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari sangat tidak baik karena tidak adanya pengendalian intern yang memadai atas penerimaan kas sehingga besar kemungkinan dilakukannya penyelewengan terhadap penerimaan kas.
 Setelah bagian penjualan membandingkan bonggol faktur dengan faktur dari pembeli, bagian penjualan mengarsipkan bonggol faktur dan faktur pembeli diberikan kepada bagian pembukuan untuk dilakukan pencacatan.
 Menyetorkan uang hasil penjualan produk ke bank setiap hari dan mengarsipkan.
 Menggandakan bukti setor dua rangkap yang terdiri dari:
1. lembar satu untuk arsip kas fisik.
2. lembar dua untuk bagian pembukuan.
2. Bagian Pembukuan
 Menerima daftar pembelian dan bukti faktur dari bagian kas fisik kemudian membuat jurnal penerimaan kas.
 Proses transaksi penjualan dapat dilihat pada skema berikut:

Sistem penjualan dan penerimaan kas roti pada perusahaan roti dhiba kendari:
1. Bagian penjualan





























2. Bagian Akuntansi

a. Bagian kas fisik







Setiap hari











b. Bagian pembukuan















4.3 Evaluasi Pengendalian Intern Atas Penjualan Roti Pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh penulis bahwa untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern atas Penjualan Roti Dhiba, maka yang menjadi sasaran penelitian ini terdiri dari 4 unsur yang harus dimiliki dan merupakan karateristik atau ciri-ciri pokok dari pengendalian intern yaitu: 1) struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat, 2) suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadapa harta milik, utang, pendapatan, dan biaya-biaya. 3) praktek-praktek yang sehat harus dijalankan dalam melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap organisasi. 4) suatu tindakan kecakapan pegawai yang sesuai dengan tangguang jawab untuk melaksanakan keempat unsur pengendalian intern atas penjualan Roti Dhiba Kendari.
1. Struktur organisasi
Sehubungan dengan upaya untuk melaksanakan berbagai aktivitas operasional perusahaan Roti Dhiba Kendari, maka dibutuhkan adanya tenaga kerja yang pengkoordinasiaanya memerlukan pengorganisasian yang sistematis untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan secara produktif, efektif dan efisien.
Secara umum fungsi, tugas dan tanggung jawab pegawai pada bagian penerimaan kas jika dilihat dari struktur organisasi pada perusahaan Roti Dhiba Kendari dapat digambarkan bahwa pada bagian ini, bertugas dan bertanggung jawab dalam membantu pimpinan dalam menjalankan tugas sesuai dengan bidang tugasnya, melakukan pengelolaan atas pencatatan, pembukuan, atas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, serta bertanggung jawab dalam pelaporan keuangan. Hal ini berarti, semua transaksi yang terjadi baik pengeluaran maupun penerimaan kas dilakukan oleh satu petugas keuangan dengan berbagai tanggung jawab dan wewenang.
Untuk mengetahui apakah pengendalian intern pada struktur oraganisasi Perusahaan Roti Dhiba sudah memadai maka diperlukan anggapan sebagai berikut:
Tabel tanggapan responden atas indikator struktur organisasi.
No. Dasar penilaian indikator struktur organisasi Jumlah responden Jumlah point atas penilaian indikator struktur organisasi.
1.


2.




3.


4.



5. Apakah Perusahaan Roti Dhiba kendari memiliki struktur organisasi?

Apakah stuktur organisasi yang diterapkan tersebut dapat membedakan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan sesuai dengan fungsinya?

Apakah dalam perusahaan terdapat pembagian tugas yang jelas dan tegas?

Apakah struktur organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana?

Apakah karyawan yang bekerja sudah ditempatkan sesuai dengan keahliannya? 8


8




8


8



8 8


8




6


4



6
Rata-rata 4
Indikator penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0
K
P = x 100%
N

4
P = x 100%
5
P = 80% ( memadai)
Darai tarbulasi data hasil interview 8 orang karyawan mengenai penilaian dari pemenuhan indikator stuktur organisasi diperoleh nilai 80%. Ini berarti bahwa struktur organisasi telah mencantunkan adanya pemisahan tugas yang jelas dan tegas sehingga masing-masing karyawan dapat membedakan tugas dan tangguang jawabnya.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
Dalam suatu perusahaan setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem wewenang pembukuan melalui wewenang tertentu. setiap transaksi yang terjadi di otorisasi oleh pejabat yang memiliki wewenang untuk itu, sehingga kekayaan perusahaan dapat terjamin keamanannya serta data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya.
Berikut ini tanggapan respoden atas pelaksanaan sistem wewenang dan prosedur pembukuan pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari:
No. Dasar penilaian indikator sistem wewenang dan prosedur pembukuan Jumlah responden Jumlah point atas penilaian indikator sistem wewenang dan prosedur pembukuan
1.



2.



3.



4.



5.


6. Apakah penerimaan kas yang berasal dari penjualan roti selalu didukung oleh bukti yang cukup?

Apakah roti yang terjual secara langsung (penjualan tunai) di bukukan pada hari itu juga?

Apakah bukti penerimaan kas yang berasal dari penjualan roti selalu dicatat setiap hari dan dikontrol secara memadai?

Apakah penerimaan kas dari penjualan roti sudah sesuai jumlahnya jumlah roti yang dikeluarkan?

Apakah penerimaan kas dari penjualan tunai di otorisasi oleh pihak yang berwewenang?

Apakah seluruh kegiatan penjualan telah berjalan sesuai dengan kebijakan manajemen? 8



8



8



8



8


8 8



8



8



8



5


7
Rata-rata 5,5
Indikator penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0
K
P = x 100%
N


5,5
P = x 100%
6
P = 91,67% ( sangat memadai)
Dari tabulasi hasil interview 8 orang responden mengenai penilaian dari wewenang dan prosedur pembukuan pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari diperoleh nilai 91,67% artinya sangat memadai, karena penerimaan kas yang berasal dari penjualan roti selalu didukung oleh bukti yang cukup dan roti yang terjual langsung dibukukan pada hari itu juga. Selain itu penerimaan kas selalu diotorisasi oleh pihak yang berwewenang.

3. Praktek-praktek yang sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional dari sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun tanggapan responden mengenai prktek-praktek yang sehat pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari yaitu disajikan sebagai berikut
No. Dasar penilaian indikator praktek-praktek yang sehat Jumlah responden Jumlah point atas penilaian indikator praktek-praktek yang sehat
1.


2.


3.


4.


5.



6.




7.


8.


9.





10. Apakah hasil kegiatan penjualan selalu dibukukan dengan jumlah yang tepat?

Apakah pada saat penjualan roti yang dilakukan juga dicatat jenis rotinya?

Apakah roti yang rusak selau dilampirkan dalam pembukuan jurnal?

Apakah catatan akuntansi yang dibuat dengan tepat waktu dan cermat?

Apakah perusahaan selalu melakukan pemeriksaan yang mendadak terhadap fungsi penjualan?

Apakah didalam perusahaan selalu dibentuk unti organisasi yang bertugas mengecek efektifitas unsur-unsur pengendalian intern (staf pemeriksaan intern)?

Apakah karyawan yang menangani kas atau pembukuan kas diikat kontrak kerja?

Apakah secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya?

Apakah dalam pemesanan roti oleh pelanggan yang dicatat oleh karyawan sudah diantarkan sesuai dengan tujuan atau tempat pelangan itu berada?


Apakah roti yang dijual sudah diatur sesuai dengan jenis rotinya dan rasa roti? 8


8


8


8


8



8




8


8


8





8
8


8


6


5


8



0




0


8


8





6
Rata-rata 7,13
Indikator penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0

K
P = x 100%
N

7,13
P = x 100%
10
P = 71,3 % (cukup memadai)
Berdasarkan hasil tarbulasi dari 8 orang responden mengenai penilaian unsur-unsur praktek yang sehat pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari di peroleh hasil 71,3%. Hal ini berarti bahwa praktek-praktek sehat yang dilakukan oleh Perusahaan Roti Dhiba Kendari dalam menjalankan usahanya sudah cukup memadai.
Pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari telah menjalankan usahanya dengan baik karena hasil kegiatan penjualan dilakukan denga tepat waktu, cermat dan dengan jumlah yang tepat, kegiatan penjualan juga dilakukan dengan mencatat jenis roti yang keluar. Selain itu jumlah roti yang rusak selalu dilampirkan dalam pembukuan jurnal. Namun pada point 6 dan 7 terlihat bahwa pegawai yang menangani kas/pembukuan tidak diikat kontrak kerja dan dalam perusahaan belum dibentuk staf pemeriksaaan intern.
4. Kecakapan pegawai
Manusia adalah sumber daya perusahaan yang bernilai, dan nilai sumber daya manusia dapat dapat dipengaruhi oleh cara-cara pengelolaannya dalam perusahaan. Sikap dan gaya kepemimpinan manajemen dapat meningkatkan motivasi karyawan serta produktivitas dalam melakukan pekerjaannya. Sehubungan dengan upaya untuk melakukan berbagai aktivitas operasional pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari maka dibutuhkan adanya karyawan yang trampil dan mempunyai keahlian dibidangnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dan dapat dipertanggung jawabkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan sesuai dengan tugasnya sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Berikut ini tanggapan responden atas karyawan yang cakap pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No. Dasar penilaian indikator karyawan yang cakap Jumlah responden Jumlah point atas penilaian indikator karyawan yang cakap.
1.



2.



3.


4.



5. Apakah pemerimaan karyawan dilakukan melalui proses seleksi yang sudah sesuai dengan kemampuan dan keahlian?

Apakah karyawan yang diterima melalui proses seleksi telah menghasilkan pekerjaan yang baik?

Apakah pihak perusahaan mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan?

Apakah manajer perusahaan memberikan kompensasi pada karyawan yang berprestasi?

Apakah manajer perusahaan telah melakukan pemantauan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan? 8



8



8


8



8 5



8



0


3



8
Rata-rata 3
Indikator penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0
K
P = x 100%
N

3
P = x 100%
5
P = 60% ( kurang memadai)
Dari tabulasi data hasil interview 8 oarang responden mengenai penilaian dari kecakapan pegawai pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari diperoleh nilai 60% artinya kurang memadai hal ini, hal ini karena pihak perusahaan tidak mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan. Pada point 1 terlihat bahwa hanya 5 orang karyawan memberikan jawaban ya bahwa penerimaan karyawan dilakukan melalui proses seleksi yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada karyawan, pihak perusahaan hanya melakukan seleksi penerimaan karyawan hanya pada bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian pengadaan. Sedangkan pada bagian lain perusahaan tidak melakukanseleksi penerimaan karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya masing-masing unsur pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1. Struktur organisasi diperoleh 80 % artinya, memadai.
2. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan diperoleh nilai 91,67 %, artinya sangat memadai.
3. Praktek-praktek yang sehat diperoleh nilai 71,3 %, artinya cukup memadai.
4. Karyawan yang cakap diperoleh nilai 60 %, artinya kurang memadai.
Dari unsur diatas keseluruhan unsur-unsur pengendalian intern pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari akan diperoleh nilai:

80% + 91,67% + 71,3% + 60%
=
4

302,97
=
4
= 75,74 % (cukup memadai)
Nilai secara keseluruhan diperoleh 75,74%, hal ini menunjukan bahwa pengandalian intern pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari cukup memadai, meskipun sistem wewenang dan prosedur pembukuan memperoleh nilai 91,67% artinya sangat memadai namun unsur kecakapan karyawan di perleh nilai 60% artinya kurang memadai.
Unsur sistem wewenang dan prosedur pembukuan dengan nilai 91,67% belum dapat menunjukan pengendalian intern pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari sangat memadai karena unsur kecakapan pegawai memperoleh nilai 60%.


















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengendalian intern atas penjualan tunai roti yang dilaksanakan oleh Perusahaan Roti Dhiba Kendari, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian intern atas penjualan tunai roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari telah memenuhi unsur-unsur pengendalian intern yang cukup kuat karena nilai secara keseluruhan yang diperoleh adalah 75,74%. Hal ini dapat ditunjukan berdasarkan unsur-unsur pengendalian intern yang diperoleh dari hasil penelitian antara lain: Struktur organisasi diperoleh 80 % artinya memadai, Sistem wewenang dan prosedur pembukuan diperoleh nilai 91,67 %, artinya sangat memadai, Praktek-praktek yang sehat diperoleh nilai 71,3 %, artinya cukup memadai, Karyawan yang cakap diperoleh nilai 60 %, artinya kurang memadai.

5.2 Saran
1. Sebaiknya pimpinan Perusahaan Roti Dhiba Kendari mengeluarkan suatu kebijakan berdasarkan surat keputusan (SK) agar seluruh karyawan baik bagian pengadaan, bagian produksi, bagian keuangan, dan bagian pemasaran di ikat kontrak kerja. Hal ini harus dilakukan agar setiap pegawai perusahaan tidak keluar begitu saja sehingga statusnya jelas sebagai karyawan dan perusahaan memiliki dasar hukum yang kuat untuk menuntut jika terjadi penyelewengan oleh karyawan yang melakukan kesalahan tersebut. Selain itu dalam kontrak kerja tersebut sebaiknya disebutkan tarif upah (gaji) yang sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing karyawan.
2. Hendaknya Perusahaan Roti Dhiba Kendari tetap mempertahankan dan meningkatkan pengendalian intern atas penjualan roti yang telah dilakukan selama ini.




















DAFTAR PUSTAKA

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga. Jakarta

Cushing, Barry E. 2000. Accounting Information System and Businnes Organizations: Edisi Indonesia. Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat.

Yessie, Afly, SE, Msi, Pusat Pengembangan Bahan Ajar. 2008/2009. System Informasi Akuntansi. Universitas Mercu Buana. Jakarta
Sofian Safri Harahap. 1995. Auditing Perusahaan Kecil. Jakarta: Bumi Aksara
Amin Widjaja Tunggal. 1998. struktur pengendaliam intern. Edisi pertama. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Al. Haryono Jusup. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Jilid Dua. Edisi Enam. Yogyakarta. Sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN.
Basu swastha.1993. Manajemen Penjualan. Edisi ke-3. Yogyakarta: BPFE.
Zaki Baridwan. 2000. System Akuntansi Penyusunan Prosedur Dan Metode. Yogyakarta: BPFE.
Arens A. Alvin & james K. Loebbecke. 1998. auditing. Jilid satu. Edisi keempat. Terjemahan ilham tjakrakusuma. Jakarta: Erlangga.
S. Nasution.1996. Metode Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyadi. 2001. system akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.



Daftar quisioner (pertayaan interview)
A. Struktur organisasi
1. Apakah Perusahaan Roti Dhiba kendari memiliki struktur organisasi?
(a) Ya
(b) Tidak
2. Apakah stuktur organisasi yang diterapkan tersebut dapat membedakan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan sesuai dengan fungsinya?
(a) Ya
(b) Tidak
3. Apakah dalam perusahaan terdapat pembagian tugas yang jelas dan tegas?
(a) Ya
(b) Tidak
4. Apakah struktur organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana?
(a) Ya
(b) Tidak
5. Apakah karyawan yang bekerja sudah ditempatkan sesuai dengan keahliannya?
(a) Ya
(b) Tidak

B. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan
1. Apakah penerimaan kas yang berasal dari penjualan roti selalu didukung oleh bukti yang cukup?
(a) Ya
(b) Tidak

2. Apakah roti yang terjual secara langsung (penjualan tunai) di bukukan pada hari itu juga?
(a) Ya
(b) Tidak

3. Apakah bukti penerimaan kas yang berasal dari penjualan roti selalu dicatat setiap hari dan dikontrol secara memadai?
(a) Ya
(b) Tidak

4. Apakah penerimaan kas dari penjualan roti sudah sesuai jumlahnya jumlah roti yang dikeluarkan?
(a) Ya
(b) Tidak

5. Apakah penerimaan kas dari penjualan tunai di otorisasi oleh pihak yang berwewenang?
(a) Ya
(b) Tidak

6. Apakah seluruh kegiatan penjualan telah berjalan sesuai dengan kebijakan manajemen?
(a) Ya
(b) Tidak

C. Praktek-praktek yang sehat
1. Apakah hasil kegiatan penjualan selalu dibukukan dengan jumlah yang tepat?
(a) Ya
(b) Tidak

2. Apakah pada saat penjualan roti yang dilakukan juga dicatat jenis rotinya?
(a) Ya
(b) Tidak

3. Apakah roti yang rusak selau dilampirkan dalam pembukuan jurnal?
(a) Ya
(b) Tidak

4. Apakah catatan akuntansi yang dibuat dengan tepat waktu dan cermat?
(a) Ya
(b) Tidak

5. Apakah perusahaan selalu melakukan pemeriksaan yang mendadak terhadap fungsi penjualan?
(a) Ya
(b) Tidak

6. Apakah didalam perusahaan selalu dibentuk unti organisasi yang bertugas mengecek efektifitas unsur-unsur pengendalian intern (staf pemeriksaan intern)?
(a) Ya
(b) Tidak

7. Apakah karyawan yang menangani kas atau pembukuan kas diikat kontrak kerja?
(a) Ya
(b) Tidak

8. Apakah secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya?
(a) Ya
(b) Tidak

9. Apakah dalam pemesanan roti oleh pelanggan yang dicatat oleh karyawan sudah diantarkan sesuai dengan tujuan atau tempat pelangan itu berada?
(a) Ya
(b) Tidak

10. Apakah roti yang dijual sudah diatur sesuai dengan jenis rotinya dan rasa roti?
(a) Ya
(b) Tidak

D. Kecakapan pegawai

1. Apakah pemerimaan karyawan dilakukan melalui proses seleksi yang sudah sesuai dengan kemampuan dan keahlian?
(a) Ya
(b) Tidak

2. Apakah karyawan yang diterima melalui proses seleksi telah menghasilkan pekerjaan yang baik?
(a) Ya
(b) Tidak

3. Apakah pihak perusahaan mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan?
(a) Ya
(b) Tidak

4. Apakah manajer perusahaan memberikan kompensasi pada karyawan yang berprestasi?
(a) Ya
(b) Tidak

5. Apakah manajer perusahaan telah melakukan pemantauan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan?
(a) Ya
(b) Tidak